BAB I
KONSEP BUDAYA
A. PENGERTIAN BUDAYA / KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture
juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan
dari generasi ke generasi.[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1]Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.[1]
Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar,
dan meliputi banyak kegiatan ocial manusia.[2]
Beberapa ocial mengapa orang
mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat
dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai
budaya seperti “ocialralm kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Tiongkok.
Citra budaya yang bersifat memaksa
tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang
layak dan menetapkan duniamakna dan nilai logis yang dapat dipinjam
anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.
Kajian disiplin ilmu lain telah terlebih dahulu mendefinisikan
istilah budaya (culture) yang dimasukkan ke dalam konsep masing-masing
disiplin humaniora dan ocial, seperti antropologi, sosiologi, politik, ekonomi
dan seterusnya. Koentjaraningrat memberikan definisi budaya sebagai ocial
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990: 180).
Dan, James Spradley nampaknya ocial sependapat dengan Koentjaraningrat. Ia
mengatakan budaya merupakan ocial pengetahuan yang diperoleh manusia melalui
proses belajar, yang kemudian mereka gunakan untuk menginterpretasikan dunia
sekelilingnya, sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi
dunia sekitar.
Lebih khusus, dalam ocialral disiplin Kajian Budaya (Cultural
Studies) menyajikan bentuk kritis atas definisi budaya yang mengarah pada “the
complex everyday world we all encounter and through which all move”
(Edgar, 1999: 102). Budaya secara luas adalah proses kehidupan sehari-hari manusia
dalam skala umum, mulai dari tindakan hingga cara berpikir, sebagaimana konsep
budaya yang dijabarkan oleh Kluckhohn. Pengertian ini didukung juga oleh
Clifford Geertz, kebudayaan didefinisikan serangkaian aturan-aturan,
resep-resep, rencana-rencana dan petunjuk-petunjuk yang digunakan manusia untuk
mengatur tingkah lakunya.
Williams mendefinisikan konsep budaya menggunakan pendekatan
universal, yaitu konsep budaya mengacu pada makna-makna bersama. Makna ini
terpusat pada makna sehari-hari: nilai, benda-benda material/simbolis, norma.
Kebudayaan adalah pengalaman dalam hidup sehari-hari: berbagai teks, praktik,
dan makna semua orang dalam menjalani hidup mereka (Barker, 2005: 50-55).
Kebudayaan yang didefinisikan oleh Williams lebih dekat ‘budaya’ sebagai
keseluruhan cara hidup. Sebab ia menganjurkan agar kebudayaan diselidiki dalam
beberapa term. Pertama, institusi-institusi yang memproduksi kesenian dan
kebudayaan. Kedua, formasi-formasi pendidikan, gerakan, dan faksi-faksi dalam
produksi kebudayaan. Ketiga, bentuk-bentuk produksi, termasuk segala
manifestasinya. Keempat, identifikasi dan bentuk-bentuk kebudayaan, termasuk
kekhususan produk-produk kebudayaan, tujuan-tujuan estetisnya. Kelima,
reproduksinya dalam perjalanan ruang dan waktu. Dan keenam, cara
pengorganisasiannya.Dan, menurut Bennet istilah culture digunakan
sebagai ocial istilah (umbrella term) yang merujuk pada semua
aktivitas dan praktek-praktek yang menghasilkan pemahaman (sense) atau
makna (meaning). Baginya budaya berarti “Kebiasaan dan ritual yang
mengatur dan menetukan hubungan ocial kita berdasarkan kehidupan sehari-hari
sebagaimana halnya dengan teks-teks tersebut-sastra, ocia, ocialr, dan film-dan
melalui kebiasaan serta ritual tersebut dunia ocial dan natural ditampilkan kembali
atau ditandai-dimaknai-dengan cara tertentu yang sesuai dengan konvensi
tertentu.” (Bennet 1980: 82-30)
Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan terbatas pada segala
sesuatu yang indah misalnya candi-candi, tarian , seni rupa, seni suara ,
kesastraan dan filsafat . Sedangkan menurut antropologi “Kebudayaan adalah
seluruh ocial gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Dengan
demikian ocial semua tindakan manusia adalah kebudayaan karena jumlah tindakan
yang dilakukannya dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak dibiasakannya denagn
belajar(yaitu tindakan naluri, ocial dan tindakan-tindakan yang dilakukan
akibat suatu proses fisiologi, maupun tindakan membabi buta), sangat
terbatas.Bahkan berbagai tindakan yang merupakan nalurinya (misalnya makan,
minum, dan berjalan) juga telah banyak dirombak oleh manusia sendiri sehingga
menjadi tindakan kebudayaan. Manusia makan pada waktu tertetu yang dianggap
wajar dan pantas ; ia makan dan minum dengan menggunakan alat-alat, cara-cara
serta sopan santun atau ocialr yang kadang-kadang sangat rumit yang harus
dipelajari dengan susah payah. Berjalan pun tidak dilakukannya lagi dengan
wujud organismenya yang telah ditentukan oleh alam, karena gaya berjalan itu
sudah disesuaikan dengan berbagai gaya berjalan yang harus dipelajarinya
terlebih dahulu misalnya gaya berjalan seorang prajurit atau peragawati atau
gaya berjalan yang lemah lembut.
Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat . Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu
yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
ocial, ocialra, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan ocialr
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, ocia, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan yaitu ocial pengetahuan yang meliputi ocial ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi ocial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi ocial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Wujud gagasan dari kebudayaan dan tempatnya adalah dalam
kepala tiap individu warga kebudayaan yang bersangkutan yang dibawanya
kemanapun ia pergi yang bersifat abstrak dan tidak dapat difoto tetapi hanya
dapat diketahui dan dipahami setelah ia pelajari dengan mendalam baik melalui
wawancara intensif maupun membaca . Kebudayaan dalam wujud gagasan juga berpola
dan berdasarkan ocial-sistem tertentu disebut “Sistem Budaya”
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang
bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran , gagasan-gagasan,
konsep-konsep, tema-tema berpikir, serta keyakinan-keyakinan. Dengan demikian
suatu ocial budaya merupakan bagian dari kebudayaan, yang dalam bahasa
Indonesia lebih lazim disebut “adat-istiadat”. Dalam adat-istiadat ada nilai
budayanya dan juga ocial normanya (yang secara khusus dapat dirinci lagi
kedalam berbagai norma sesuai dengan pranata-pranata yang ada dalam masyarakat
yang bersangkutan ). Fungsi dari ocial budaya adalah menata serta menetapkan
tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Wujud tingkah laku manusia seperti menari, berbicara dan
tingkah laku dalam mengerjakan suatu pekerjaan masih bersifat konkret dapat
difoto dan difilm. Semua gerak-gerik yang dilakukan dari masa kemasa, hari
kehari merupakan pola tingkah laku yang dilakukan berdasarkan ocial. Karena itu
pola-pola tingkah laku manusia disebut “Sistem Sosial”.
Sistem ocial terdiri dari aktivitas-aktivitas atau
tindakan-tindakan berinteraksi antarindividu yang dilakukan dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebagai tindakan-tindakan berpola yang saling berkaitan, ocialocial
lebih konkret dan nyata sifatnya daripada ocial budaya sehingga semuanya dapat
dilihat dan diobservasi. Interaksi manusia di satu pihak ditata dan diatur oleh
ocial budaya dan disisi lain dibudayakan menjadi pranata-pranata oleh
nilai-nilai dan norma-norma tersebut.
Walaupun integrasi ocial tidak pernah dapat dicapai dengan
sempurna namun secara fundamental ocialocial selalu cendrung bergerak ocial
ekuilibrium yang bersifat dinamis : menanggapi perubahan-perubahan dari luar
dengan kecendrungan memelihara agar perubahan yang terjadi didalam ocial hanya
mencapai derajat minimalnya saja,akan tetapi setiap ocialocial akan berproses
kearah situ. Pada umumnya perubahan yang terjadi secara gradual, melalui
penyesuaian dan tidak secara revolusioner.
Perubahan yang secara ocial biasanya hanya mengenai bentuk
luarnya saja, sedangkan unsur-unsur ocial budaya yang menjadi bangunan dasarnya
hanya mengalami sedikit perubahan. Perubahan itu timbul karena beberapa
kemungkinan diantaranya penyesuian-penyesuaian yang dilakukan oleh ocialocial
tersebut terhadap perubahan yang ocial dari luar, perubahan melalui proses
diferensiasi ocialral dan fungsional, serta penemuan-penemuan baru oleh anggota
masyarakat. Jadi suatu ocialocial terbentuk dari interaksi ocial yang tumbuh
dan berkembang diatas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh
anggota masyarakat.
B. KARAKTER AKADEMI KAJIAN BUDAYA
Kajian budaya sebagai suatu disiplin ilmu (akademik) yang mulai
berkembang di wilayah Barat (1960-an), seperti Inggris, Amerika, Eropa
(kontinental), dan Australia mendasarkan suatu pengetahuan yang disesuaikan
dengan konteks keadaan dan kondisi etnografi serta kebudayaan mereka. Pada
tahap kelanjutannya di era awal abad 21 kajian budaya dipakai di wilayah Timur
untuk meneliti dan menelaah konteks sosial di tempat-tempat yang jarang
disentuh para praktisi kajian budaya Barat, antara lain Afrika, Asia, atau
Amerika Latin. Secara institusional, kajian budaya menelurkan berbagai karya
berupa buku-buku, jurnal, diktat, matakuliah bahkan jurusan di
universitas-universitas.
Menurut Barker, inti kajian budaya bisa dipahami sebagai kajian
tentang budaya sebagai praktik-praktik pemaknaan dari representasi (Barker,
2000: 10). Teori budaya marxis yang menggali kebudayaan sebagai wilayah
ideologi yang lebih banyak dijelaskan pada aliran wacana (discourse)
dan praktik budaya seperti layaknya media berupa teks-teks (sosial, ekonomi,
politik).
Chris Barker (2000) mengakui bahwa kajian budaya tidak memiliki
titik acuan yang tunggal. Selain itu, kajian budaya memang terlahir dari indung
alam pemikiran strukturalis/pascastrukturalis yang multidisipliner dan teori
kritis multidisipliner, terutama di Inggris dan Eropa kontinental. Artinya
kajian budaya mengkomposisikan berbagai kajian teoritis disiplin ilmu lain yang
dikembangkan secara lebih longgar sehingga mencakup potongan-potongan model
dari teori yang sudah ada dari para pemikir strukturalis/pascastrukturalis.
Sedangkan teori sosial kritis sebenarnya sudah mendahului tradisi disiplin
"kajian budaya" melalui kritik ideologinya yang dikembangkan Madzhab
Frankfurt. Sebuah kritik yang dimaknai dari pandangan Kantian, Hegelian, Marxian,
dan Freudian. Sehubungan dengan karakter akademis, pandangan lain dari Ben
Agger (2003) membedakan kajian budaya sebagai gerakan teoritis, dan kajian
budaya sebagai mode analisis dan kritik budaya ateoritis yang tidak berasal
dari poyek teori sosial kritis, yaitu kritik ideologi (Agger, 2003).
Komposisi teoritis yang diajukan sebagai karakter akademis dalam
kajian budaya mengekspresikan temuan-temuan baru dalam hal metodologi terhadap
cara pemaknaan sebuah praktik-praktik kebudayaan yang lebih koheren,
komprehensif, polivocality (banyak suara) dan menegasikan keobjektifan suatu
klaim pengetahuan maupun bahasa.
Karakter akademis kajian budaya memang sangat terkait dengan persoalan metodologi. Penteorisasian tidak hanya merujuk pada satu wacana disiplin tunggal namun banyak disiplin, maka ini pun yang disebut sebagai ciri khas kajian budaya dengan istilah polivocality. Senada dengan yang disampaikan oleh Paula Sakko (2003), kajian budaya mengambil bentuk kajian yang dicirikan dengan topik lived experience (pengalaman yang hidup), discourse (wacana), text (teks) dan social context (konteks sosial). Jadi, metodologi dalam kajian budaya ini tersusun atas wacana, pengalaman hidup, teks, dan konteks sosial dengan menggunakan analisis yang luas mengenai interaksi antara ‘yang hidup', yang dimediasi, keberyakinan (agama), etnik, tergenderkan, serta adanya dimensi ekonomi dan politik dalam dunia jaman sekarang (modern/kapitalis).
Karakter akademis kajian budaya memang sangat terkait dengan persoalan metodologi. Penteorisasian tidak hanya merujuk pada satu wacana disiplin tunggal namun banyak disiplin, maka ini pun yang disebut sebagai ciri khas kajian budaya dengan istilah polivocality. Senada dengan yang disampaikan oleh Paula Sakko (2003), kajian budaya mengambil bentuk kajian yang dicirikan dengan topik lived experience (pengalaman yang hidup), discourse (wacana), text (teks) dan social context (konteks sosial). Jadi, metodologi dalam kajian budaya ini tersusun atas wacana, pengalaman hidup, teks, dan konteks sosial dengan menggunakan analisis yang luas mengenai interaksi antara ‘yang hidup', yang dimediasi, keberyakinan (agama), etnik, tergenderkan, serta adanya dimensi ekonomi dan politik dalam dunia jaman sekarang (modern/kapitalis).
C. Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai
berikut:
1.
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4
unsur pokok, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, kekuasaan
politik
2.
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang
meliputi sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya, organisasi
ekonomi, alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama), organisasi kekuatan (politik)
3.
Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara
universal (universal categories of culture) yaitu bahasa, sistem pengetahuan, sistem
tekhnologi, dan peralatan, sistem kesenian, sistem mata pencarian hidup, sistem
religi, sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan
D. WUJUD BUDAYA /KEBUDAYAAN
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
1.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
Wujud kebudayaan ini terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
2.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu
yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
3.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari
wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur,
dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat,
wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan
kebudayaan fisik.
1.
Nilai-nilai Budaya
Istilah ini, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur
kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai
kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia
dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai
benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan
tingkahlakunya.
2.
Sistem Budaya
Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya
dapat diketahui dan dipahami. kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan
berdasarkan sistem-sistem tertentu.
3.
Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang
menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem.
Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga dapat diabadikan.
4.
Kebudayaan Fisik
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga
bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi Borobudur, benda-benda
bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas, kancing baju, dan
lain-lain
E. KOMPONEN BUDAYA / KEBUDAYAAN
Berdasarkan wujudnya tersebut,
Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi
Cateora, yaitu :
1.
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat
yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah
temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah
liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup
barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat,
dan lagu atau tarian tradisional.
3.
Lembaga social
Lembaga sosial, dan pendidikan memberikan peran yang banyak
dalam kontek berhubungan, dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial
yang terbentuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar, dan konsep yang berlaku
pada tatanan sosial masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota, dan desa
dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada
satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut
terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
4.
Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan, dan membangun system
kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system
penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi
dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup, dan kehidupan, cara mereka
berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
5.
Estetika
Berhubungan dengan seni, dan
kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama, dan tari –tarian, yang
berlaku, dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap
masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami
dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan,
dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah, dan bersifat kedaerah, setiap akan
membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning, dan buah-buahan
sebagai simbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti
Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
6.
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengantar
dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap wilayah, bagian, dan negara memiliki
perbedaan yang sangat kompleks. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen
komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sifat unik, dan kompleks yang
hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan, dan
kekompleksan bahasa ini harus dipelajari, dan dipahami agar komunikasi lebih
baik, dan efektif dengan memperoleh nilai empati, dan simpati dari orang lain.
F. Hubungan Antara Unsur-Unsur
Kebudayaan
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan
antara lain:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup
(teknologi)
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik
memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan, dan perlengkapan.
Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam
cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil
kesenian.
Masyarakat kecil yang
berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan
macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan, dan unsur
kebudayaan fisik), yaitu:
·
alat-alat produktif
·
senjata
·
wadah
·
alat-alat menyalakan api
·
makanan
·
pakaian
·
tempat berlindung, dan perumahan
·
alat-alat transportasi
2. Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada sistem
mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional
saja, di antaranya:
·
Berburu dan meramu
·
Beternak
·
Bercocok tanam di ladang
·
Menangkap ikan
3. Sistem kekerabatan dan organisasi
sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian
yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer
Fortes
mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk
menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.Kekerabatan
adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga
yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan
terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek,
nenek, dan seterusnya.Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok
kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga
ambilineal, klan, fatri, dan paroh
masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan
lain seperti keluarga inti, keluarga
luas,
keluarga
bilateral,
dan keluarga
unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial
adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa, dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama,
manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
4. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya
yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat
tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan
maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui
bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku,
tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala
bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang
dapat dibagi menjadi fungsi umum, dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum
adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa
secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari,
mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah
kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Kesenian
Karya seni dari peradaban Mesir kuno.
Kesenian mengacu pada nilai
keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati
dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai
cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang
sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
6. Sistem Kepercayaan
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman,
dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai, dan mengungkap
rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan
adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan
manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik
secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan
dari religi atau sistem kepercayaan kepada
penguasa alam semesta.
Agama, dan sistem kepercayaan
lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari
bahasa Latinreligare, yang berarti
"menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam
sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus
Filosofi, dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
... sebuah institusi dengan
keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan
menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap
yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.[3]
Agama biasanya memiliki suatu
prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun
Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem
pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.
Agama Samawi
Tiga agama besar, Yahudi, Kristen,
dan Islam, sering dikelompokkan sebagai agama Samawi[4] atau agama Abrahamik.[5] Ketiga agama tersebut memiliki
sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang mendasar dalam
inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang besar dalam kebudayaan
manusia di berbagai belahan dunia.
Yahudi adalah salah satu agama, yang jika
tidak disebut sebagai yang pertama, adalah agama monotheistik dan salah satu agama tertua yang
masih ada sampai sekarang. Terdapat nilai-nilai, dan sejarah umat Yahudi yang juga direferensikan dalam
agama Abrahamik lainnya, seperti Kristen dan Islam. Saat ini umat Yahudi berjumlah
lebih dari 13 juta jiwa.[6]
Kristen (Protestan dan Katolik) adalah agama yang banyak mengubah
wajah kebudayaan Eropa dalam 1.700 tahun terakhir. Pemikiran para filsuf modern
pun banyak terpengaruh oleh para filsuf Kristen semacam St. Thomas Aquinas dan Erasmus. Saat ini diperkirakan terdapat
antara 1,5 s.d. 2,1 miliar pemeluk agama Kristen di seluruh dunia.[7]
Islam memiliki nilai-nilai, dan norma
agama yang banyak mempengaruhi kebudayaan Timur Tengah, Afrika Utara dan sebagian wilayah Asia Tenggara. Saat ini terdapat lebih dari 1,6
miliar pemeluk agama Islam di dunia.[8]
Agama dan filsafat dari Timur
Agama, dan filosofi seringkali
saling terkait satu sama lain pada kebudayaan Asia. Agama, dan filosofi di Asia
kebanyakan berasal dari India, dan China, dan menyebar di sepanjang benua Asia
melalui difusi kebudayaan, dan migrasi.Hinduisme adalah sumber dari Buddhisme, cabang Mahāyāna yang menyebar di sepanjang utara,
dan timur India sampai Tibet, China, Mongolia, Jepang, dan
Korea, dan China selatan sampai Vietnam. Theravāda Buddhisme menyebar di sekitar Asia Tenggara, termasuk Sri Lanka, bagian barat
laut China, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand.Agama Hindu dari India, mengajarkan pentingnya elemen
nonmateri sementara sebuah pemikiran India lainnya, Carvaka, menekankan untuk mencari
kenikmatan di dunia.Konghucu, dan Taoisme, dua filosofi yang berasal dari Tiongkok, memengaruhi baik religi, seni,
politik, maupun tradisi filosofi di seluruh Asia.Pada abad ke-20, di kedua
negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua aliran filosofi politik tercipta. Mahatma Gandhi memberikan pengertian baru tentang Ahimsa, inti dari kepercayaan Hindu maupun
Jaina, dan memberikan definisi baru
tentang konsep antikekerasan, dan antiperang. Pada periode yang sama, filosofikomunismeMao Zedong menjadi sistem kepercayaan sekuler
yang sangat kuat di China.
Agama tradisional
Agama tradisional, atau
kadang-kadang disebut sebagai "agama nenek moyang", dianut oleh
sebagian suku pedalaman di Asia, Afrika, dan Amerika. Pengaruh bereka cukup besar;
mungkin bisa dianggap telah menyerap kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi
agama negara, seperti misalnya agama Shinto.
Seperti kebanyakan agama lainnya,
agama tradisional menjawab kebutuhan rohani manusia akan ketentraman hati di
saat bermasalah, tertimpa musibah, tertimpa musibah, dan menyediakan ritual
yang ditujukan untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.
"American Dream"
American Dream, atau "mimpi orang
Amerika" dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah kepercayaan, yang
dipercayai oleh banyak orang di Amerika Serikat. Mereka percaya, melalui kerja
keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan yang lebih
baik.[9]
Gagasan ini berakar dari sebuah
keyakinan bahwa Amerika Serikat adalah sebuah "kota
di atas bukit" (atau city upon a hill"), "cahaya
untuk negara-negara" ("a light unto the nations"),[10] yang memiliki nilai, dan kekayaan
yang telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi
berikutnya.
Pernikahan
Agama sering kali mempengaruhi
pernikahan, dan perilaku seksual. Kebanyakan gereja Kristen memberikan
pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja biasanya memasukkan acara
pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas
tersebut menerima pernikahan mereka. Umat Kristen juga melihat hubungan antara
Yesus Kristus dengan gerejanya.
Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian
adalah perbuatan tercela yang disebabkan oleh sikap egoistis dari individu
masing-masing. Alasan perceraian umumnya beragam mulai dari perselingkuhan,
ketidak sesuian sifat, perlakukan kasar pasangan, fundamental paham yang sudah
tidak sejalan yang dalam pandangan Gereja Katolik Roma sebuah alasan yang
mengada-ada. Gereja Katolik Roma berdasarkan ajaran Yesus Kristus beranggapan
bahwa seseorang yang terikat dalam intitusi pernikahan melakukan perceraian
adalah bagian dari bentuk dari perjinahan kepada Tuhan, dan umat. Berdasarkan
pemikiran ini, maka seseorang yang telah bercerai tidak dapat dinikahkan
kembali di gereja terkecuali bercerai karena salah satu pasangannya telah
dipanggil ke hadapan Tuhan. Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai
suatu kewajiban. Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun
memperbolehkannya.
7. Sistem ilmu dan pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan
harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di
dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan
berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial
and error).
Sistem pengetahuan tersebut
dikelompokkan menjadi:
·
pengetahuan tentang alam
·
pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
·
pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat, dan
tingkah laku sesama manusia
BAB II KONSEP SENI
A.
PENGERTIAN SENI SECARA UMUM
Seni sebagai salah satu unsur budaya
manusia keberadaannya telah mengalami perkembangan dalam kurun waktu yang
sangat panjang. Dimulai dari bentuk seni yang sederhana di zaman prasejarah
hingga mencapai bentuk yang lebih kompleks di zaman modern sekarang ini.
Istilah seni dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti
permintaan atau pencarian. Kata Art (Inggris) bermakna kemahiran, art (s)
dapat diartikan sebagai kegiatan atau hasil pernyataan perasaan keindahan
manusia (Sofyan Salam, 2001).
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni
disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan
kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang
indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda cilpa berarti
pewarnaan, arti ini kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang
artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah
kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang,
termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Saat itu belum ada
pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni sebagai ekspresi pribadi
belum ada dan seni merupakan ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat
kolektif. Pemahaman ini pada kenyataannya tidak hanya terdapat di India dan
Indonesia saja, tetapi juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Istilah seni yang disepadankan
dengan kata art dalam bahasa Inggris berawal dari, istilah-istilah dalam
bahasa Latin pada abad pertengahan ars, artes, dan artista.
Ars berarti teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan
kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang
yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; sedangkan artista adalah anggota yang
ada di dalam kelompok-kelompok itu. Dengan demikian kata artista kiranya
dapat dipersamakan dengan cilpa yang berasal dari bahasa Sanskerta. Kata
ars inilah yang kemudian berkembang menjadi l'arte (Italia), l'art
(Perancis), elarte (Spanyol), dan art (Inggris), dan
bersamaan dengan itu artinyapun berkembangan sedikit demi sedikit kearah
pengertiannya seni ini. Walaupun demikian, di Eropa ada juga istilah-istilah
lain yang berhubungan dengan seni, orang Jerman menyebut seni dengan die
Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal dari akar kata
yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. Bahasa Jerman juga mengenal
istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat
dikembalikan kepada asal mula pengertian dan kegiatan seni, tetapi demikian die
Kunst-lah yang digunakan untuk istilah kegiatan yang berhubungan dengan
seni.
Karya Seni: Lukisan Anak
Saat ini, seni sebagai segala bentuk
yang memiliki nilai keindahan adalah pengertian yang dipahamai oleh masyarakat
pada umumnya. Pengertian umum tersebut diantaranya seperti yang tercantum dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni diartikan sebagai keahlian membuat karya
yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya)
(Depdikbud, 1989:816). Bentuk-bentuk (karya seni) yang memiliki nilai keindahan
tersebut diyakini memberikan kenikmatan dan kepuasan terhadap jasmani-rohani,
pencipta (kreator) ataupun penikmatnya (apresiator). Kesenian tradisional kita,
gamelan misalnya, dikatakan sebagai paduan suara (nada) yang indah yang
mengenakkan telinga (pendengaran). Hiasan berupa ukiran yang menempel pada
dinding ruangan memberikan kesemarakan pandangan mata. Tarian daerah yang
lembut dan gemulai juga menyejukkan rasa, setelah kita menikmati dan
menghayatinya.
Pada kenyataannya istilah seni
adalah segala bentuk yang memiliki nilai keindahan tidak selamanya bertahan
sebagai satu-satunya definisi. Dalam seni kontemporer (termasuk seni modern)
yang dihasilkan seniman tidak hanya karya yang indah, tetapi juga karya yang
dianggap tidak indah dan tidak menyenangkan. Banyak karya seni kini yang hadir
justru “tidak menyenangkan”, tetapi menunjukkan berbagai persoalan yang rumit
(sebagai problem kehidupan).
Seni adalah hasil atau proses kerja
dan gagasan manusia yang melibatkan kemampuan terampil, kreatif, kepekaan
indera, kepekaan hati dan pikir untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki
kesan indah, selaras, bernilai seni dan lainnya. Dalam penciptaan suatu kerja
seni yang dilakukan oleh para seniman dibutuhkan kemampuan terampil kreatif
secara khusus sesuai jenis karya seni yang dibuatnya.
Dalam pengertian seni di atas
terkait dengan faktor keberadaan manusia, pribadi. Seniman dan lingkungannya
sebagai tempat yang bisa berpengaruh terhadap karya seni yang diciptakannya.
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan karakteristik antara karya seni
buatan anak-anak dengan karya seni ciptaan orang dewasa, dan adanya perbedaan
norma nilai seni dan keindahan pada seni tradisional dengan seni modern.
Keberadaan karya seni tersebut menunjukkan bahwa seni memiliki pengertian yang beragam.
Keberadaan karya seni tersebut menunjukkan bahwa seni memiliki pengertian yang beragam.
Berikut
ini beberapa pengertian seni yang dikemukakan oleh para tokoh / seniman :
1. Pengertian seni yang menekankan pada
kegiatan rohani dikemukakan oleh Akhdiat Kartamiharja. Menurut Akhdiat, seni
adalah kegiatan psikis (rohani)manusia yang merefleksi kenyataan (realitas).
Hal tersebut terjadi karena bentuk dan isi karya tersebut memiliki daya untuk
membangkitkan atau menggugah pengalaman tertentu dalam alam psikis (rohani) si
penikmat atau apresiator. Bila ditelaah, pengertian tersebut menunjukkan
peranan jiwa (seniman) dalam proses berkarya seni dan karya seni itu sendiri.
Seniman yang berkarya hanya dengan menggerakkan anggota tubuhnya saja
(aktivitas fisik), namun tidak melibatkan jiwanya (ekspresi emosi), maka karya
yang dibuatnya belum dapat dinamakan seni.
Achdiat Kartamiharja
2. Plato, filsuf dari Yunani
Seni
adalah hasil tiruan alam ( Ars Imitatur Narutam ). Pandangan Plato ini
menganggap bahwa suatu karya seni merupakan tiruan obyek / benda yang ada di
alam, atau karya yang sudah dibuat sebelumnya.
Plato
3. Ki Hajar Dewantara, Tokoh Pendidikan
Nasional
Seni
adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang bersifat
indah, hingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia.
Ki Hajar Dewantara
4. Thomas Munro, Ahli Seni dan Filsuf
dari Amerika
Seni adalah buatan manusia untuk
menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.
Thomas Munro
5. Pengertian seni yang lain dapat
dijumpai dalam Everyman Encyclopedia, yang menyebutkan bahwa seni
merupakan segala sesuatu yang dilakukan orang bukan atas dorongan kebutuhan
pokoknya, melainkan semata-mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan,
ataupun karena kebutuhan spiritual. Sendok misalnya, dibuat untuk memenuhi
kebutuhan pokok, sebagai alat makan.Berdasarkan definisi tersebut sendok
bukanlah karya seni. Masih banyak karya (benda) yang lain yang kita jumpai,
misalnya rumah, pakaian penutup aurat, dan barang yang digunakan untuk
kebutuhan pokok hidup kita, yang bukan seni. Adapun benda yang dikategorikan
sebagai benda seni yaitu alat musik gamelan, ukiran kayu, dan lain-lain
sejenisnya. Walaupun demikian benda kebutuhan pokok tersebut dapat berhubungan
erat pula dengan seni. Sebagai contoh, pakaian yang dibuat bukan hanya
memperhatikan fungsinya sebagai penutup aurat atau pelindung fisik, tetapi si perancang
(pembuat pakaian) berusaha memperindah motif serta modelnya dengan tujuan untuk
menghias pakaian tersebut. Hiasan atau model yang dikenakan pada pakaian itulah
yang berkaitan dengan seni. Dengan demikian adakalanya beberapa benda kebutuhan
pokok yang awalnya tidak dikategorikan sebagai karya seni tersebut
dikategorikan juga sebagai karya seni atau setidaknya mendapat sentuhan seni.
6. Benedetto Croce, Filsuf dari Italia
Seni adalah ungkapan kesan-kesan. Seni memiliki kebebasan
untuk mengungkapkan segala khayalan atau pengalaman intutif yang terkumpul
dibatinnya.
Benedetto Croce
Dari
beberapa pengertian tersebut dapat dirangkum bahwa seni adalah segala kegiatan
manusia untuk mengkomunikasikan pengalaman batinnya pada orang lain, yang
divisualisasikan dalam tata susunan yang indah dan menarik, sehingga dapat
menimbulkan kesan rasa senang atau puas bagi yang menghayatinya (Ida Herawati,
1999).
Menurut
Sorhardjo, A.J. (1990) orang dapat merasakan nikmat tanpa dibarengi kenikmatan.
Dalam hal ini kesenangan dan kenikmatan bisa datang bersama-sama atau
kadang-kadang tidak.Dari uraian di atas menunjukkan bahwa pengertian seni
mencakup tiga aspek, yaitu :
a. Pembuat / pencipta yang disebut
seniman dan pekerja seni.
b. Hasil ciptaan atau buatan seniman yang
yang disebut karya seni.
c. Aspek penikmat seni yang disebut
juga pengamat seni
Teori-teori seni pada dasarnya dapat
digolongkan dalam beberapa kelompok pemikiran:
1. Teori Mimesis
Teori-teori ini berpijak pada
pemikiran bahwa seni adalah suatu usaha untuk menciptakan tiruan alam. Kata
mimesis berasal dari kata Yunani dimana teori ini pertama kali dicetuskan oleh
Plato. Terjemahan yang tepat dari kata mimesis agak sukar dicari, karena bagi
Plato mimesis ini tidak saja berlaku untuk senirupa melainkan juga berlaku
untuk seni musik, drama dan sebagainya.Teori mimesis ini amat penting dalam
tinjauan seni karena setelah zaman Yunani konsep ini dihidupkan kembali dalam
seni Renaissance dan sampai sekarng masih cukup berpengaruh. Inti dari teori
mimesis ini adalah perkembangan seni naturalis baik secara formal maupun
sebagai pengenalan pengalaman.
2. Teori Instrumental
Teori-teori
ini berpijak pada pemikiran bahwa seni mempunyai tujuan tertentu dan bahwa
fungsi dan aktivitas seni sangat menentukan dalam suatu karya seni. Misalnya
fungsi-fungsi edukatif, fungsi-fungsi propaganda, religius dan
sebagainya.Cabang lain dari teori ini adalah seni sebagai sarana penyampaian
perasaan, emosi dan sebagainya. Seni adalah sarana kita untuk mengadakan kontak
dengan pribadi si seniman ataupun bagi seniman untuk berkomunikasi dengan kita.
3. Teori Formalistis
Teori-teori
ini merupakan reaksi terhadap kedua teori di atas karena menganggap bahwa
keduanya tidak memberikan standar penilaian estetis. Mereka berpendapat bahwa
elemen-elemen bentuk pada suatu karya seni juga memancarkan nilai-nilai
estetis.
4. Teori-teori abad 20
Teori-teori
yang lebih praktis dan menitik beratkan pada kritik dan apresiasi. Seni adalah
suatu tindakan kreatif, pertama-tama ia adalah suatu realita yang diciptakan
dan kedua ia harus bisa memberikan kesempatan dan kemampuan untuk pnghayatan
estetis.
B.
PENGERTIAN SENI TARI
Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak
tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, tenaga dan waktu. Tari
adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh
yang diperhalus melalui estetika.
Pengertian tari menurut beberapa pakar antara lain :
1.
La
Mery adalah ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi
harus di internalisasikan.
2.
Hawkins
adalah tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan
diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis
dan sebagai ungkapan si pencipta.
3.
Curt
Sach adalah tari merupakan gerak yang ritmis
4.
Susanne
K. Langer berpendapat bahwa tari adalah gerak ekspresi manusia yamg indah
5.
Cory
Hamstrong menyatakan bahwa tari merupakan gerak yang di beri bentuk dalam ruang
6.
Soedarsono
menyatakan bahwa tari sebagai ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan
gerak – gerak ritmis yang indah.
7.
HB.
Datuk Tumbdijo adalah kegiatan ekspresi jiwa manusia yang merefleksikan keadaan
nyata dalam suatu karya yang melibatkan gerak – gerak anggota tubuh (meliputi
gerak kaki, kepala, badan, tangan dll) baik yang teratur maupun yang tidak
teratur.
8.
Edy
Sedyawati adalah cakupan kegiatan olah fisik yang tujuan akhirnya adalah
ekspresi keindahan dengan pengembangan kepekaan akan rasa gerak dan rasa irama.
9.
Pengertian
lain seni tari adalah hasil ekspresi jiwa yang diwujudkan lewat tubuh sebagai
media dan diciptakan oleh para empu tari yang dalam penciptaannya berdasarkan
konsep – konsep.
10.
Achdiat
K Miharjo adalah kegiatan ekspresi jiwa yang merefleksikan realita (keadaan)
dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman – pengalaman tertentu dalam jiwa penerima
Dengan demikian pengertian tari secara menyeluruh
merupakan gerak tubuh manusia yang indah diiringi musik ritmis yamg memiliki
maksud tertentu. Tari dapat diakumulasikan adalah gerak – gerak dari seluruh
anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan
maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa
tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan
beberapa gerak ritmis.
C. PENGERTIAN SENI MUSIK
Seni musik berasal dari dua kata, yaitu “seni” dan “musik”. Etimologi
kata “seni” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “penyembahan,
pelayanan, pemberian”. Ada juga yang mengatakan bahwa asal mula istila “seni”
berasa dari bahasa Belanda genie yang berasal dari bahasa Latin yang
berarti “jenius”. Sedangkan etimologi kata “musik” berasal dari bahasa Inggris music
yang berasal dari bahasa Yunani mousikê. Mousikê merujuk
kepada semua seni yang dipimpin oleh Muses yang berupa musik dan puisi. Istilah
musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousikos, yang diambil dari salah
satu nama dewa Yunani. Mousikos dilambangkan sebagai suatu dewa keindahan
dan menguasai bidang seni dan keilmuan. Seni adalah hasil cipta, rasa, dan
karsa manusia yang diwujudkan dalam berbagai sarana. Sedangkan musik adalah
hasil pengolahan suara, melodi, harmoni, ritme, vokal, dan tempo. Jadi, secara
harfiah seni musik adalah hasil cipta, rasa, dan karsa mausia yang diwujudkan
dalam olahan suara, melodi, harmoni, ritme, vokal, dan tempo.
Tidak ada arti
kata seni musik dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Namun terdapat arti kata seni suara yang memiliki
makna paling dekat dari seni musik. Arti kata seni suara menurut KBBI adalah
seni olah suara atau bunyi (nyanyian, musik, dsb).
Seni musik adalah salah satu cabang seni yang
menggunakan olah vokal, melodi, harmoni, ritme, dan tempo sebagai sarana
mengekspresikan perasaan atau emosi penciptanya. Seni musik
saat ini telah menjadi salah satu sarana hiburan terpopuler seiring dengan
perkembangan teknologi saat ini. Seni musik terdiri dari alunan musik dari alat
musik dan beberapa menggunakan olah vokal. Dalam bahasa Inggris, “seni” disebut
art dan “musik” disebut music.
Saya sengaja bedakan pengertian seni musik dan pengertian musik.
Banyak sekali para ahli yang mencoba memberikan pengertian seni musik menurut
pandanganya masing-masing. Salah satunya adalah Suhastjarja. Pengertian seni
musik menurut Suhastjarja adalah pengungkapan rasa keindahan seorang manusia
yang diwujudkan di dalam nada atau bunyi yang pada akhirnya menghasilkan ritme
dan harmoni.
Untuk lebih jelas mengenai pengertian
dari musik, di bawah ini ada beberapa referensi terpercaya yang pernah menjelaskan apa itu musik. Berikut pengertian musik diuraikan
dalam beberapa versi.
1. Musik menurut
wikipedia adalah suara
yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan
terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan
irama Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta,
memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk
seni. Musik
- Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
2. Dalam Kata Kamus Besar Bahasa
Indonesia musik
dapat diartikan ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang
mempunyai kesatuan dan kesinambungan.
3. Pendapat Jamalus bahwa seni musik adalah suatu hasil
karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur pokok musik yaitu irama,
melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu serta ekspresi sebagai suatu
kesatuan.
4. Aristoteles mengatakan bahwa musik merupakan
curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu
rentetan suara (melodi) yang berirama.
5. Dan menurut David Ewen, musik adalah ilmu pengetahuan dan
seni tentang kombinasi ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun instrumental,
yang meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang
ingin diungkapkan terutama aspek emosional.
6. Menurut ahli perkamusan
(lexicographer)
musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada,vokal maupun
instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untukmengekspresikan apa saja
yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa musik adalah Suatu bentuk
pengekspresian diri ( pencipta music ) yang di tuangkan melalui susunan tinggi
rendah nada yang memiliki unsur-unsur musik dan disusun secara musikal. Unsur
music yang dimaksud adalah Melodi, harmoni, Ritme, bentuk dan struktur,
ekspresi, gaya atau style.
D. PENGERTIAN SENI RUPA
Pengertian
seni rupa adalah cabang seni yang membuat objek yang dapat dinikmati terutama
melalui bentuknya. Dikutip dari wikipedia indonesia, pengertian seni rupa
adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap
mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan
acuan estetika. Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris
adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine
art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk
kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual
arts.seni rupa terbagi menjadi dua bagian yakni senirupa murni dan senirupa
terapan. Seni Rupa adalah salah satu bagian kesenian yang penerapannya
berbentuk dua atau tiga dimensi sebab memiliki panjang dan lebar, serta volume.
Seni rupa adalah ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui
pengolahan media dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
Seni
rupa adalah seni yang cara pengungkapannya diwujudkan dalam bentuk rupa, yang
meliputi unsur garis, warna, bidang, tekstur, gelap terang, dan titik. Seni
rupa adalah realisasi dari sebuah imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada
batasan dalam sebuah karya seni. Sehingga dalam berkarya seni tak akan
kehabisan ide dan imajinasi.
Pengertian seni rupa adalah hasil ciptaan kualitas, hasil
ekspresi, atau alam keindahan atau segala hal yang melebihi keasliannya serta
klasifikasi objek-subjek terhadap kriteria tertentu yang diciptakan menajdi
suatu struktur sehingga dapat dinikmati menggunakan indera mata dan peraba. Pengertian Seni Rupa
Lengkap - Seni Rupa adalah salah satu
bagian kesenian yang penerapannya berbentuk dua atau tiga dimensi karena
memiliki panjang dan lebar, serta volume. Seni rupa merupakan ungkapan gagasan
dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan media dan penataan
elemen serta prinsip-prinsip desain.
Seni rupa adalah seni yang cara
pengungkapannya diwujudkan dalam bentuk rupa, yang meliputi unsur garis, warna,
bidang, tekstur, gelap terang, dan titik. Seni rupa merupakan realisasi dari sebuah imajinasi yang tanpa
batas dan tidak ada batasan dalam sebuah karya seni. Sehingga dalam berkarya
seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi. Lebih jauh tentang seni, ya
seni sangat mempengaruhi kehidupan manusia saat ini. Bisa kita bayangkan jika
hidup tanpa seni, pasti tidak akan berawarna dan tentunya membosankan. Dan
itulah salah satu fungsi seni, yakni untuk memuaskan hati manusia akan
keindahan yang bisa menyemangati hati dan pikiran. Seni rupa sendiri juga
begitu, seperti batik yang coraknya melambangkan sesuatu dan memiliki makna
tersendiri. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua
dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu
atau lebih dari satu media yang ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan
seni di dunia juga tidak terbatas).
Seni
rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu seni rupa murni
dan seni rupa terapan,
proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik beratkan pada ekspresi jiwa
semata misalnya lukisan, sedangkan seni
rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu misalnya
seni kriya. Sedangkan,
jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya, seni rupa terbagi 2 yaitu seni
rupa 2 dimensi yang hanya memiliki
panjang dan lebar saja dan seni
rupa 3 dimensi yang memiliki panjang
lebar serta ruang.
Ada
yang mengelompokkan seni rupa dalam tiga bagian yaitu seni rupa tradisional,
seni rupa modern dan seni rupa kontemporer. Pengertian seni rupa yang
tradisional adalah seni rupa yang dibuat dengan mengikuti pola pola, aturan,
atau “pakem” tertentu yang menjadi pedoman seni dan dibuat berulang
ulang tanpa merubah bentuk aslinya. Adapun aturan aturan yang dimaksud
berhubungan dengan bentuk, pola, corak, penggunaan warna, bahan, dan
ukuran.Aspek aspek dalam berkarya seni rupa tradisional seperti pengertian seni
rupa tradisional diatas masih bertahan hingga saat ini. Pengertian
seni rupa modern adalah seni rupa yang mengutamakan kreativitas dan
inovasi sehingga menciptakan sesuatu yang baru. Seni rupa modern meninggalkan
aturan aturan yang ada terhadap seni rupa tradisional.
Pengertian
seni rupa kontemporer adalah seni rupa yang dipengaruhi oleh kreativitas dan
kekinian yang terjadi seperti kondisi sekitar seperti keadaan politik dan
lainnya.
E. PENGERTIAN SENI TEATER
Kata seni teater dapat diartikan berbeda beda
menurut beberapa negara seperti dalam bahasa Perancis "Teatre",
dalam bahasa Inggris "Teater", serta dalam bahasa Yunani
"Teatron". Walaupun kata teater menurut beberapa negara
berbeda namun memiliki makna yang sama yaitu seni teater merupakan suatu
pertunjukan seni yang berada di atas panggung pentas seni untuk dilihat oleh
umum. Namun kata teater menurut etimologis memiliki makna sebagai tempat maupun
gedung pertunjukan.
Seni teater memiliki pengertian secara sempit
maupun pengertian secara luas. Pengertian seni teater secara sempit adalah
sebuah drama yang sudah tertulis dalam naskah yang telah dibuat sebelumnya,
kemudian dipertunjukan diatas panggung pertunjukan serta disaksikan oleh umum
atau banyak orang. Sedangkan pengertian seni teater secara luas adalah seluruh
adegan peran yang langsung dipertunjukan kepada banyak orang tanpa ada naskah tertulis,
sehingga pemain dapat mengimprovisasikan apa yang akan mereka perankan. Contoh
arti seni teater secara luas meliputi ketoprak, janger, dagelan, sulap, serta
pertunjukan pertunjukan lainnya.
Seni teater menurut perkembangan zaman dapat
diartikan sebagai sebuah drama. Namun kata teater dengan kata drama memiliki
arti yang berbeda. Drama menurut bahasa Perancis "Drame"
diartikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh pihak kelas
menengah. Menurut bahasa Yunani Kuno "Draomai" dapar diartikan
sebagai berbuat dan bertindak. Berdasarkan penjelasan tadi "seni
teater" berhubungan dengan pertunjukan yang dilakukan di atas pentas seni
yang dilihat oleh orang banyak, namun "drama" berhubungan dengan
pentas yang didalamnya terdapat peran yang memainkan perannya berdasarkan
naskah cerita. Jadi pengertian seni teater adalah visualisasi dari sebuah drama
yang dipertunjukkan diatas panggung serta disaksikan oleh banyak orang. Drama
tersebut merupakan salah satu unsur dari sebuah teater.
Seni teater adalah salah satu jenis
kesenian berupa pertunjukan drama yang dipentaskan di atas panggung. Secara
spesifik, seni teater adalah sebuah seni drama yang menampilkan perilaku
manusia dengan gerak, tari, dan nyanyian yang disajikan lengkap dengan dialog
dan akting para pemainnya. Kata teater diambil dari bahasa Yunani, theatron,
yang artinya tempat atau gedung pertunjukan.Istilah ‘teater’ dapat diartikan
secara luas dan sempit. Secara luas, pengertian seni teater adalah seluruh
adegan akting dan peran yang dipertunjukan di atas panggung di depan banyak
penonton. Contohnya ketopak, wayang, sintren, dagelan, akrobat.Sedangkan secara
sempit, pengertian seni teater adalah adegan tentang perjalanan hidup seseorang
yang dibuat sedemikian rupa sehingga patut untuk dipertontonkan kepada khalayak
umum di atas panggung pertunjukan dan didramakan sesuai dengan naskah yang
telah dibuat.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, teater adalah gedung atau ruangan tempat pertunjukan film,
sandiwara, dan sebagainya, ruangan besar dengan deretan kursi-kursi ke samping
dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah, pementasan
drama sebagai suatu seni atau profesi; seni drama; sandiwara; drama. Sedangkan
teater sering disebut juga dengan drama dan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat
menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang
dipentaskan, cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi,
yang khusus disusun untuk pertunjukan teater, kejadian yang menyedihkan.
Beberapa ahli juga mendefinisikan pengertian seni teater atau drama antara lain
:
1. Moulton : kisah hidup yang
dilukiskan dalam bentuk gerakan.
2. Balthazar Vallhagen : kesenian yang
melukiskan sifat dan watak manusia dengan gerakan.
3. Ferdinand Brunetierre : sebuah
kehendak yang dilakukan dengan aksi atau gerak.
4. Anne Civardi : kisah yang
diceritakan lewat kata-kata dan gerakan.
5. Budianta : genre sastra dimana
penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya percakapan atau dialog
diantara para tokoh yang ada.
6. Seni Handayani dan Wildan : bentuk
karangan yang berpijak pada dua cabang kesenian, yakni seni sastra dan seni
pentas sehingga drama dibagi dia, yaitu drama dalam bentuk naskah tertulis dan
drama yang dipentaskan.
Begitu banyak
pengertian seni teater. Namun, kata kunci yang dapat diambil dari banyaknya
definsi di atas: seni teater adalah sebuah kesenian yang berasal dari naskah
yang didramakan di atas panggung dan dilihat oleh khalayak umum. Secara umum
teater didefinisikan ke dalam beberapa arti yakni Secara etimologis teater
diartikan sebagai gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti sempit Teater
merupakan segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam
artian yang lebih luas, Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia
yang diceritakan di atas pentas dengan media yaitu percakapan, gerak dan laku
didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian,
tarian, dan lain sebagainya.
BAB III KONSEP KEINDAHAN
A.
Pengertian Keindahan
Kata
keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek,
dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna,
dan sebaginya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas
keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi,
sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan
merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia.Ada banyak batasan yang diberikan pada kita, yang sampai sekarang belum
ada kata sepakat tentang definisi keindahan yang obyektif. Mengenai batasan
keindahan pada umumnya dapat digolongkan pada 2 kelompok, yaitu:
a) Definisi-definisi yang
bertumpu pada obyek (keindahan yang obyektif )
b) Definisi-definisi yang
bertumpu pada subyek (keindahan yang subyektif).
Atas berdasarkan kedua pokok penilaian itu, keindahan dapat
ditinjau dan makna yang obyektif dan segi yang subyektif.Yang disebut keindahan
obyektif ialah keindahan yang memang ada pada obyeknya yang dapat dilihat,
diraba, dan dirasakan dan benar-benar nyata keberadaannya, yang diharuskan
menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang disebut keindahan subyektif,
adalah keindahan yang biasanya ditinjau dan segi subyek yang tidak dapat
dilihat, tidak dapat diraba, namun dapat dirasakan dengan cara menghayatinya
dalam hati, contoh dari keindahan ini adalah sikap yang ditimbulkan oleh
seseorang. Dalam hal ini keindahan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan
rasa senang, suka, dan menambah penilaian yang tinggi terhadap sesuatu yang
dilihat dan dirasa pada diri si penghayat tanpa diiringi keinginan-keinginan
terhadap segala sesuatu yang praktis untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi.
Menurut Hebert Read Jadi keindahan
itu adalah sesuatu kesatuan hubungan-hubungan yang formal daripada pengamatan
yang dapat menimbulkan rasa senang (Beauty is unity of format relation among
our sence perceptions). Atau keindahan itu merangsang timbulnya rasa senang
tanpa pamrih pada subyek yang melihatnya, dan bertumpu kepada ciri-ciri yang
terdapat pada obyek yang sesuai dengan rasa senang itu.
Batasan keindahan yang dikemukakan oleh Hebert Read tersebut
di atas, dikatakan yang paling mendekati kebenaran. Tetapi apabila kita telah
lebih dalam, batasan Hebert Read itu terlalu ditentukan dari sisi subyek dan
dianggap sebagai perpaduan unsur-unsur pengamatan. Jadi batasan Hebert Read itu
sifatnya terlalu sensual (jasmaniah), kurang ditinjau dan segi obyek yang
diamati yang memiliki keindahan itu. Keindahan itu tidak hanya merupakan
perpaduan dan pengamatan panca indera semata-mata, tetapi lebih daripada visual
melulu, dan dapat menjadi lebih dalam lagi, apabila merupakan perpaduan
pengamatan batiniah yang dilakukan oleh seseorang. Pengertian keindahan tidak
hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan saja, tetapi juga termasuk
kenikmatan spiritual.
Berdasarkan pandangan tersebut di
atas, maka kita dapatkan batasan keindahan yang bermacam-macam, sebanyak para
ahli yang memberi batasan itu. Di bawah ini dikemukakan beberapa diantaranya
adalah:
1.
Menurut Leo Tolstoy (Rusia)
Dalam bahasa Rusia terdapat istilah yang serupa dengan
keindahan yaitu “krasota”, artinya that wich pleases the sigh atau suatu yang
mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang melihat dengan mata. Bangsa Rusia
tidak punya pengertian keindahan untuk musik. Bagi bangsa Rusia yang indah
hanya yang dapat dilihat mata (Leo Tolstoy). Jadi menurut Leo Tolstoy,
keindahan itu adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang
melihat.
2. Menurut Alexander Baurngarten (Jerman)
Keindahan itu dipandang sebagai keseluruhan yang merupakan
susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang bagian-bagian itu erat
hubungannya satu dengan yang lain, juga dengan keselunuhan. (Beauty is on of
parts in their manual relations and in their relations to the whole).
3. Menurut Sulzer
Yang indah itu hanyalah yang baik. Jika belum haik, ciptaan
itu belum indah. Keindahan hartis dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan
amoral adalah tidak indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
4.
Menurut Winchelman
Keindahan
itu dapat terlepas sama sekali daripada kebaikan.
5.
Menurut Shaftesbury (Jerman)
Yang indah itu adalah yang memiliki proporsi yang harmonis.
Karena yang proporsinya harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan
dengan kebaikan. Yang indah adalah yang nyata dan yang nyata adalah yang baik.
6.
Menurut Humo (Inggris)
Keindahan
adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang.
7.
Menurut Hemsterhuis (Belanda)
Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa
senang dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak
memberikan pengamatan-pengamatan yang menyenangkan itu.
8. Menurut Emmanuel Kant
Meninjau keindahan dan 2 segi. Pertama dan segi arti yang
subyektif dan kedua dan segi arti yang obyektif.
a. Subyektif: Keindahan adalah sesuatu yang tanpa
direnungkan dan tanpa sangkut paut dengan kegunaan praktis, tetapi mendatangkan
rasa senang pada si penghayat.
b. Obyektif: Keserasian dan suatu obyek terhadap
tujuan yang dikandungnya, sejauh obyek ini tidak ditinjau dan segi gunanya.
9. Menurut at – Ghazzali
Keindahan sesuatu benda terletak di dalam perwujudan dan kesempurnaan,
yang dapat dikenali kembali dan sesuai dengan sifat bcnda itu. Bagi setiap
benda tentu ada perfeksi yang karakteristik, yang berlawanan dengan itu dapat
dalam keadaan-keadaan tertentu menggantikan perfeksi karakteristik dari benda
lain. Apabila semua sifat-sifat yang mungkin terdapat di dalam sebuah benda itu
merupakan representasi keindahan yang bernilai paling tinggi, apabila hanya
sebagian yang ada, maka benda itu mempunyai nilai keindahan sebanding dengan
nilai-nilai keindahan yang terdapat di dalamnya.Misalnya sebuah karangan
(tulisan) yang paling indah ialah yang mempunyai semua sifat- sifat perfeksi
yang khas bagi karangan (tulisan), seperti keharmonisan huruf-huruf, hubungan
arti yang tepat satu sama lainnya, pelanjutan dan spasi yang tepat dan susunan
yang mcnyenangkan.Di samping lima rasa (alat) untuk mengemukakan keindahan di
atas, Al Ghazzali juga menambahkan rasa keenam, yang disebutnya dengan “ruh”,
yang disebut juga sebagai “spirit”, “jantung “pemikiran”, “cahaya”. Yang dapat
merasakan keindahan dalam dunia yang lebih dalam (inner world) yaitu
nilai-nilai spiritual, moral dan agama.
Dari batasan tersebut di atas,
keindahan sebagai pengertian mempunyai arti yang relatif berdasarkan subyeknya
atau berdasarkan selera masing-masing orang yang mengamatinya. Oleh karena
keindahan itu relatif, maka sebaiknya dalam meninjau seni tidak sangkutnya
dengan keindahan.Pengertian keindahan menurut luasnya ada tiga, yaitu keindahan
dalam arti yang luas, keindahan dalam arti estetis murni, keindahan dalam arti
terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.Keindahan dalam arti yang luas;
Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Tapi bangsa
Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya
‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat
dan arsitektur ) dan hannonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik).
Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi : keindahan semi,
keindahan alam, keindahan moral, keindahan intelektual.Keindahan seniadalah
keindahan yang tercipta dari hasil karya seseorang tehadap seni.Seni sering
sekali menjadi penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh pengamat
objeknya.Seseorang paling dominan menikmati keindahan itu lewat seni.Keindahan
alamadalah keindahan yang sudah ada di alam sekitar kita.Keindahan yang ada
bisa dinikmati oleh penglihatan kita.Keindahan moraladalah keindahan yang
tercipta dari tingkah laku dan perilaku kita sehari-hari.Keindahan
intelektualadalah pemikiran yang indah berdasarkan ilmu pengetahuan.
B.
Hubungan Manusia Dan Keindahan
Manusia adalah sesuatu yang indah,
karena mereka menyukai terhadap keindahan alam maupun terhadap keindahan seni.
Keindahan alam adalah “keharmonisan yang menakjubkan dan hukum-hukum alam”,
yang dibukakan untuk mereka yang mempunyai kemampuan untuk menerimanya.
Sedangkan keindahan seni adalah keindahan buatan atau hasil ciptaan manusia,
yaitu buatan seseorang (seniman) yang mempunyai bakat untuk menciptakan sesuatu
yang indah, sebuah karya seni. Rata-rata manusia terhadap yang indah tentu
mengambil sikap terpesona. Sikap terpesona dan penilaian keindahan dari
masing-masing orang ini merupakan karunia yang fitrah yang diberi oleh Tuhan
kepada manusia agar dapat menjadikan manusia berpikir tentang kelembutan dan
bersikap sesuai dengan bagaimana manusia itu semestinya.Bahwasanya tidak semua
orang memiliki kepekaan keindahan itu memang benar, tetapi pada umumnya manusia
mempunyai perasaan keindahan.
Manusia dan keindahan memang tak
bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang
dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni
pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat
dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan
bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan
perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan
dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja
dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu
tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu
kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni.
Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang
diungkapkan.Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman
keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau
terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.keindahan
tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu
adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu
sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan
behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri.
Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan
yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang
mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan
kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain
imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai
objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan
orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam
agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan
yang paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas
baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan
Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.
C.
Hubungan Keindahan Dengan Seni
Keindahan yang diperbincangkan dalam
tulisan ini adalah keindahan seth, sehingga tidak terlepas dan pembicaraan
tentang seni atau karya seni (keindahan seni, seni sebagai intuisi dan
cita-cita seni). Keindahan tentang seni telah lama menarik perhatian para ahli
atau filosof. Sejak jaman Plato sampai jaman modern sekarang ini. Teori tentang
keindahan seni (artistik) muncul, karena mereka berpendapat bahwa seni adalah
pengetahuan persepsi perasaan yang khusus. lstilah “estetika”, yang dikemukakan
untuk pertama kali oleh Baumgarten, dipergunakan untuk membicarakan teori
tentang keindahan seni (artistik). Kemudian pengertian estetika berkembang,
akhir-akhir ini diberi arti sebagai “ilmu pengetahuan tentang seni”.
Manusia memiliki sensibilitas
esthetis, karena itu manusia tak dapat dilepaskan dan keindahan. Manusia
membutuhkan keindahan dalam kesempurnaan (keutuhan) pribadinya. Tanpa estetika
ini, kemanusiaan tidak lagi mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan menjadi
steril. Demikian eratnya kehidupan manusia dengan keindahan, maka banyak para
ahli/cendekiawan mengadakan studi khusus tentang keindahan.Teori tentang
keindahan dan seni dikembangkan dan dimasukkan ke dalam pengertian “estetika”.
Aslinya estetika berarti “tentang ilmu penginderaan” yang sesuai dengan
pengertian etinologisnya. Tetapi kemudian diberi pengertian yang dapat diterima
lebih luas ialah teori tentang keindahan dan seni.
Filosof yang pertama memperlakukan
estetika sebagai suatu bidang studi khusus ialah Baumgarten (1735). Baumgarten
mengkhususkan penggunaan istilah ‘estetika” untuk teori tentang keindahan
artistik, karena ia berpendapat seni sebagai pengetahuan perseptif perasaan
yang khusus. Tetapi filosof lain yaitu Kant tidak sependapat, sehingga ia tidak
pernah menggunakan istilah estetika dalam memperbincangkan teori tentang
keindahan dan seni.
Aristoteles menggunakan istilah “puitik” dan untuk teori
keindahan artistik, yang oleh Baumgarten dijadikan bagian khusus dan
estetika.Dahulu estetika dianggap sebagai suatu cabang filsafat, sehingga
memiliki atau diberi pengertian sebagai sinonim dan filsafat seni. Tetapi sejak
akhir abad 19, lebih-lebih akhir- akhir ini ada suatu gejala yang menekankan
sifat-sifat imperis, oleh karena itu menganggap sebagai “ilmu pengetahuan
tentang seni”.
D.
Sejarah Estetika di Indonesia
Dalam sejarah peradaban manusia,
perhatian pada estetika demikian menonjol dan berpengaruh langsung atau tidak
langsung memprakarsai aspek-aspek kehidupan intelektual dan spiritual dalam
masyarakat. Bangsa Yunani kuno telah menyadari betapa pentingnya anti keindahan
dan seni dalam konsep hidup manusia. Dan bangsa Timur (termasuk Indonesia)
bahkan lebih tinggi menempatkan pentingnya keindahan dan seni dalam konsep
hidupnya. Hasil-hasil karya seniman timur, merupakan penampilan ekspresi
tertinggi tentang kebutuhan spiritual ini. Bangsa bangsa Timur seperti halnya Plato
melihat adanya hubungan harmonis antara seni dan keindahan. Bangsa Indonesia
telah memperlihatkan hal ini sejak sebelum kedatangan orang-orang Hindu di
Indonesia. Menurut Prof. H. Muhammad Yamin yang dikemukakan dalam bukunya “6000
tahun Sang Merah Putih”, yang dikutip dan pendapat Kern, bahwa bangsa Indonesia
sebelum datangnya orang-orang Hindu di Indonesia telah memiliki kepadaian
Austronesia, yaitu:
- Pandai bersawah berladang.
- Pandai beternak dan menyalurkan air.
- Pandai berlayar dan melihat bintang.
- Berkepercayaan sakti yang teratur.
- Berkesenian rupa, pahat dan logam.
- Bersatuan masyarakat dan tata negara.
Berdasarkan kepandaiantersebut di atas, dalam jaman
prasejarah itu sungguh kalau kita pikirkan meriahnya hidup kepercayaan yang
melahirkan kesenian di lapangan kewarnaan, kepahatan, kelogaman dan keukiran
serta pengertian tentang ilmu hitung.Dan keterangan tersebut di atas, bangsa
Indonesia telah terbukti bahwa sejak masa prasejarah telah menempatkan
pentingnya arti keindahan seni dalam konsep hidupnya. Beberapa bukti yang telah
sampai ke jaman kita sekarang mi menunjukkan hal itu. Waruga, yaitu kuburan
batu yang terdapat di Gunung Kidul di sebelah selatan Yogyakarta, Pasemah dan
Jawa Timur, yang usianya barangkali lcbih tua daripada jaman perunggu Indonesia,
di antara waruga itu ada yang menyimpan lukisan berwarna-warna. Satu
daripadanya melukiskan bendera Merah Putih yang berkibar di belakang seorang
perwira menunggang kerbau, seperti yang berasal dan kaki gunung Dompu.Demikian
dan itulah beberapa bukit bahwa bangsa Indonesia telah menyadari sejak jaman
dahulu kala, betapa pentingnya arti keindahan dan seni dalam konsep hidupnya.
E.
Perasaan Keindahan (Sensibilitas Estetis)
Manusia dikatakan adalah makhluk
berpikir atau homosapiens. Tetapi manusia itu bukan semata-mata makhluk yang
berpikir, sekedar homo sapiens yang steril. Manusia disamping makhluk berpikir,
juga merasa dan mengindera. Melalui panca indera manusia dapat merasakan
sesuatu. Apabila manusia merasakan akan sesuatu itu menyenangkan atau menggembirakan
dan sebagainya, timbul perasaan puas. Demikian juga terjadi, kepuasan timbul
setelah seseorang melihat atau merasakan sesuatu yang indah. Rasa kepuasan itu
lahir setelah perasaan keindahan yang ada pada setiap orang itu bangkit.
Tiap-tiap orang memiliki pcrasaan keindahan.
F.
Hubungan Keindahan Dengan Nilai
Batasan nilai bisa mengacu pada
berbagai hal seperti minat, kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban agama,
kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganan, daya tarik, dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan perasaan dari orientasi seleksinya (Pepper, dalam Sulaeman,
1998). Rumusan di atas apabila diperluas meliputi seluruh perkembangan dan
kemungkinan unsur-unsur nilai, perilaku yang sempit diperoleh dari bidang
keahlian tertentu, seperti dari satu disiplin kajian ilmu. Di bagian lain,
Pepper mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik atau yang
buruk. Sementara itu, Perry (dalam Sulaeman, 1998) mengatakan bahwa nilai
adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subjek.
Ketiga rumusan nilai di atas, dapat diringkas menjadi segala
sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu
yang baik atau yang buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari
berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat.
Seseorang dalam melakukan sesuatu terlebih dahulu
mempertimbangkan nilai. Dengan kata lain, mempertimbangkan untuk melakukan
pilihan tentang nilai baik dan buruk adalah suatu keabsahan. Jika seseorang
tidak melakukan pilihannya tentang nilai, maka orang lain atau kekuatan luar
akan menetapkan pilihan nilai nnluk dirinya.
Seseorang dalam melakukan pertimbangan nilai bisa bersifat
subyektif dan bisa juga bersifat objektif. Pertimbangan nilai subjektif
terdapat dalam alam pikiran manusia dan bergantung pada orang yang memberi
pertimbangan itu. Sedangkan pertimbangan objektif beranggapan bahwa nilai-nilai
itu terdapat tingkatan-tingkatan sampai pada tingkat tertinggi, yaitu pada
nilai fundamental yang mencerminkan universalitas kondisi fisik, psikologi sosial,
menyangkut keperluan setiap manusia di mana saja.
Dalam kajian filsafat, terdapat prinsip-prinsip untuk
pemilihan nilai, yaitu sebagai berikut.
- Nilai instrinsik harus mendapat prioritas pertama daripada nilai ekstrinsik. Sesuatu yang berharga instrinsik, yaitu yang baik dari dalam dirinya sendiri dan bukan karena menghasilkan sesuatu yang lain. Sesuatu yang berharga secara ekstrinsik, yaitu sesuatu yang bernilai baik karena sesuatu hal dari luar. Jika sesuatu itu merupakan sarana untuk mendapat sesuatu yang lain. Semua benda yang bisa digunakan untuk aktivitas mem-punyai nilai ekstrinsik.
- nilai ini tidak harus terpisah. Suatu benda dapat bernilai instrinsik dan ekstrinsik. Contoh pengetahuan, mempunyai nilai instrinsik baik dari dirinya sendiri dan mempunyai nilai ekstrinsik apabila digunakan untuk kepentingan pembangunan baik di bidang ekonomi, politik, hukum, maupun bidang-bidang yang lainnya.
- Nilai yang produktif secara permanen didahulukan daripada nilai yang produktif kurang permanen. Beberapa nilai, seperti nilai ekonomi akan habis dalam aktivitas kehidupan. Sedangkan nilai persahabatan akan bertambah jika dipergunakan untuk membagi nilai akal dan jiwa bersama orang lain. Oleh karena itu, nilai persahabatan harus didahulukan daripada nilai ekonomi.
Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa keindahan sangat berhubungan dengan nilai. Hal ini dikarenakan nilai akan
muncul apabila seseorang memandang sesuatu objek dengan keindahan. Semakin
tinggi tingkat keindahan suatu objek maka akan semakin tinggi pula nilai yang
diberikan sesorang terhadap objek tersebut, begitu pula sebaliknya.
G.
Nilai
keindahan seni tari
Nilai
keindahan atau nilai estetis pada gerak tari merupakan kemampuan dari gerak
tersebut untuk menimbulkan suatu pengalaman estetis. Pengalaman estetika dari
seorang penari dalam melakukan gerak harus dilihat juga dalam kualitas gerak
yang dilakukan. Tari jawa nilai estetis tari dapat dilihat alam hasta sawanda.
Hasil karya seni merupakan ungkapan perasaan yang dibentuk dari unsure – unsure
yang dipadu menjadi satu kesatuan yang utuh untuk dapat dinikmati secara
estetis. Seorang seniman mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya dalam bentuk
karya seni untuk dinikmati nilai – nilai keindahannnya oleh para penikmat seni.
Untuk memahami keindahan hasil karya seni, masing – masing mempunyai tolok ukur
/ criteria sendiri – sendiri. Pada gaya Surakarta nilai – nilai keindahan tari
terangkum dalam Hasta Sawanda dan wiraga, wirama dan wirasa. Adapun hasta
sawanda artinya hasta berarti delapan, sa / esa artinya satu, wanda artinya
muka / badan. Jadi hasta sawanda berarti delapan ketentuan normative yang
menjadi satu kesatuan untuk diterapkan bagi seorang penari agar membawakan
suatu tarian dengan baik. Unsure – unsure pada hasta sawanda adalah :
1. pacak
: merupakan suatu norma / ketentuan
yang harus di terapkan dan ditaati dalam gerak atau pacak adalah keseluruhan
ekspresi gerak pada setiap tarian tertentu. Misalnya dalam membawakan tokoh
srikandhi pacaknya berbeda dengan tokoh shinta meskipun karekter tarinya sama –
sama tari putrid.
2. Pancat : pola kesinambungan antara motif gerak
satu dengan motif gerak lainnya. Dalam bentuk tari terdiri dari beberapa macam
gerak yang dirangkai atau disusun secar berurutan, pergantian gerak harus
serasi dan dibawakan secara luluh / menyatu.
3. Ulat
: sikap pandangan / polatan /
ekspresi wajah pada waktu menari sebagai upaya untuk mencapai dramatic peran
yang dibawakan, seperti ekspresi gembira, sedih, gelisah dan lain sebagainya.
4. Lulut
: hafal secara keseluruhan dengan
insting. Penari yang sudah menerapkan lulut maka gerakan – gerakan tarinya akan
keluar dengan sendirinya tanpa harus mengingat / menghafal.
5. Wiled
: kreatifitas penari yang diterapkan
pada saat melakukan gerakan tari,
sehingga dapat dikatakan wiled merupakan gaya pribadi setiap penari.
6. Luwes : gerakan pada tari yang selalu enak dalam
pandangan. Keluwesan penari lebih banyak dipengaruhi oleh factor pembawaan atau
bakat seseorang.
7. Irama
: ketukan – ketukan tertentu yang
mengatur cepat lambatnya gerakan tari. Penari harus dapat menepati irama
artinya tidak boleh mendahului ataupun ketinggalan dalam irama tersebut.
8. Gendhing
: seorang penari harus
memahami dan mampu menerapkan bentuk – bentuk gendhing sebagai iringan tari dan
dapat mengetahui saat jatuhnya kethuk, kenong, kempul dan gong.
BAB IV
JENIS, UNSUR DAN FUNGSI SENI BUDAYA
NUSANTARA
A. JENIS,
UNSUR DAN FUNGSI SENI TARI
1. Jenis
tari berdasarkan ragam geraknya
Tari gaya Surakarta sudah memiliki ciri tersendiri, gerak
dasarnya sudah mempunyai norma – norma dan standar baku, seperti pada elemen
tubuh yaitu kepala, badan, tangan dan kaki. Semua sikap dan geraknya di bakukan.
Tari gaya Surakarta di golongkan menjadi 3 yaitu Golongan
Tari Putri, Golongan Tari Putra Alus, Golongan Tari Putra Gagah
Beberapa macam rangkaian dasar gerak tari jika disusun dan di beri rangkain gerak
sambungan akan menjadi tari dasar yang dinamakan Rantoyo. Tari
Rantoyo ini di bagi menjadi 3 yaitu Rantoyo Putri, Rantoyo Putra Alus, Rantoyo
Putra gagah / dugangan / agal. Nama-nama tari gaya surakarta
v Tari
Putri yaitu Bedoyo Ketawang, Tari Srimpi Anglir Mendhung, Tari Srikandhi
Mustakaweni, Tari Adaninggar Kelasworo, Tari Retno Pamodyo, TariGolek, Tari
Merak, Tari Bondan, Tari Gambyong dan lain sebagainya
v Tari Puta Alus yaitu tari Gunung sari, Tari Klono alus,
Tari Gambiranom, Tari Menak Koncar. Tari
v Tari
Putra Gagah yaitu Tari Gatotkaca Gandrung, Tari Klono Topeng Gagah, Tari Anilo
Prahasto, Tari Handoko Bugis, Tari Bugis Kembar, Tari Prawiro Watang, Tari Eko
Prawiro, Tari Prawiroguno, Tari Bondoyudo dan Lain Sebagainya
2.
Jenis – jenis Tari berdasarkan
bentuk penyajian
Berdasarkan
bentuk penyajiannya, jenis tari dibagi menjadi 4 macam yaitu tari tunggal, tari
berpasangan, tari missal dan drama tari.
a. tari tunggal
Tari
tunggal adalah jenis tari yang dimainkan mutlak oleh seorang penari. Hal ini
berarti bahwa si penari harus mempunyai kemampuan, trampil dalam olah gerak,
peka terhadap irama gendhing, dapat mengekspresikan tari yang dibawakan, baik
koreografinya maupun karakter tari dengan penuh percaya diri, serta dapat
mengolah / mengisi ruang pentas. Sebagai persiapan dalam belajar tari tunggal perlu
diperhatikan beberapa hal sebagai bekal yaitu sebagai berikut :
v Penguasaan
ragam gerak sesuai koreografi
v Penguasaan
irama seiring jiwa / karakter tari
v Penguasaan
ruang pentas
v Rasa
percaya diri
Contoh tari putrid
tunggal anatara lain Manipuri, golek, gambyong, batik, bondan
Contoh tari putra alus
tunggal antara lain gunungsari, menak koncar, pamungkas
Contoh tari putra gagah
tunggal antara lain cantrik, kelinci, topeng klana, gatotkaca, kuda – kuda
b. tari berpasangan
Tari berpasangan adalah
tari yang dibawakan oleh dua orang penari yang saling melengkapi satu dengan
yang lainnya. Pada tari berpasangan ini diperlukan keterlatihan gerak dengan
partner / lawan main / pasangannya waktu tampil untuk mewujudkan keserasian dan
keharmonisan. Dalam seni tradisi tari berpasangan dibedakan menjadi dua
1) Jenis
wireng
Beksan
wireng berasal dari kata wira(perwira) dan aeng yaitu prajurit yang unggul yang
aeng yang linuwih. Tari ini menggambarkan ketangkasan dalam latihan perang
dengan menggunakan senjata / alat perang. Ciri – ciri tari wireng adalah
ditarikan oleh 2 orang baik putra maupun putri, bentuk tarinya sama, pakaiannya
sama, tidak mengambil suatu cerita, tidak menggunakan ontowecono (dialog),
tidak ada yang kalah / menang, perangnya tanding, gending satu / dua artinya
ladrang dteruskan ketawang.Contoh bogis kembar, bandoyudo
2) Jenis pethilan
Tari yang mengambil cerita pewayangan. Ciri –
cirinya adalah tarinya boleh sama boleh tidak, pakaiannya tidak sama kecuali
lakon kembar, menggunakan ontowecono (dialog), memetik cerita / lakon, ada yang
kalah / menang / mati, perang menggunakan gendhing srepeg, sampak, dan
gangsaran.Contoh srikandhi mustakaweni, adaninggar kelasworo, srikandhi cakil,
srikandhi burisrawa, karonsih, handaka bugis, anilo prahasto, gatotkaca antorejo,
anoman cakil, anoman wilkataksini
c. Tari
kelompok
Tari kelompok
adalah tari yang disajikan oleh sekelompok penari yang tidak berpasangan.
Jumlah penari bisa 3,4,5 atau lebih
d. Tari
massal
Tari massal
adalah tarian yang dimainkan oleh banyak penari. Penyajiannya memerlukan tempat
yang luas seperti lapangan , aula dan lain sebagainya.
Tari yang banyak
melibatkan penari dibedakan menjadi 2 yaitu
1) Tari
kelompok non cerita artinya tari dengan bentuk koreografi. Susunan gerak tari
kelompok yang bertemakan ( nondramatik)
Contoh tari
tunggal gambyong, jaranan, tayub, tari dolanan anak
2) Tari
kelompok yang menggunakan cerita ( dramatic) dapat berwujud fragmen atau cerita
singkat. Contohnya tari pejuang, sendratari jaka tarub, langendriyan
menakjinggo leno
3. Jenis
– jenis tari berdasarkan konsep garapan
Tari berdasarkan konsep garapan ada
2 jenis yaitu tari tradisional dan tari non tradisional.
a. Tari
tradisional
Tari
tradisional adalah tari yang telah baku oleh aturan – aturan tertentu. Dalam
kurun waktu yang telah disepakati, aturan yang telah baku diwariskan secara
turun – temurun melalui generasi ke generasi. Tarian ini mengalami perjalanan
yang panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat, memiliki sifat
kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari atau stle yang di bangun melalui
sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak lama. Contoh tarian yang masih
kental dengan kultur tradisi yaitu tari gruda (bali). Tari tradisional ada 3 macam yaitu tari
primitif, tari istana ( kraton) dan tari rakyat.
1) tari
primitive.
Zaman primitif adalah zaman
prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai
pemimpin secara formal. Zaman primitif ini berkisar anatara tahun 20.000 SM –
400 M. Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut
kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini lebih menekankan tari yang memuja
roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya merupakan wujud
kehendak berupa pernyataan maksud dilaksanakan dan permohonan tarian tersebut
dilaksanakan. Ciri tari pada zaman primitif adalah kesederhanaan kostum, gerak
dan iringan menjadi lebih dominan bertujuan untuk kehendak tertentu sehungga
ungkapan ekspresi yang dilakukan berhubungan dengan permintaan yang diinginkan.
ciri – ciri tari primitif antara lain :
1. gerak dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara / gerak – gerak saja yang dilakukan
2. gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
3. instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang, / intrumen yang hanya dipukul secara tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamika
4. tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar.
5. tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
6. tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
7. tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
8. atribut pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan
9. formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
10. tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganutpola tradisi primitif / purba dimana berhubungan dengan pemujaan nenk moyang dan penyembahan leluhur. Contoh tari primitif tari bailita dan tari dayang modan.
1. gerak dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara / gerak – gerak saja yang dilakukan
2. gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
3. instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang, / intrumen yang hanya dipukul secara tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamika
4. tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar.
5. tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
6. tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
7. tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
8. atribut pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan
9. formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
10. tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganutpola tradisi primitif / purba dimana berhubungan dengan pemujaan nenk moyang dan penyembahan leluhur. Contoh tari primitif tari bailita dan tari dayang modan.
2)
tari istana / klasik Ciri – ciri Tari Istana
adalah tumbuh dan berkembang di kalangan istana / kalangan priyayi, geraknya
memiliki aturan tertentu atau baku, bentuk tarinya mengalami proses
kristalisasi melalu tata garap yang memiliki nilai artistik yang tinggi,
diciptakan oleh empu tari, garapan tarinya telah menempuh perjalanan sejarah
yang cukup lama.contoh tari istana adalah tari bedaya, tari golek, tari srimpi,
tari gambyong, legong, klana (cirebon) dan lain sebagainya.
3)
tari rakyat Tari rakyat ciri – cirinya adalah
tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat atau tarian yang berorientasi pada
koreografi yang berkembang di masyarakat, gerak tidak memiliki aturan tertentu,
ceritanya menggambarkan kehidupan sehari – hari masyarakat setempat, bentuknya
sederhana, berpola pada tradisi yang sudah lama diakui sebagai bagian kehidupan
masyarakat sekitar menjadi milik masyarakat sebagai warisan budaya yang sudah
ada. Contoh tari rakyat antara lain tari dolalak, patolan, kuda kepang,
barongan, wayang krucil, kuntulan, sintren, ketuk tilu, tayupan, gabdrung,
lengger dan lain sebagainya.
b. Tari non tradisional adalah tari yang tidak berpijak pada aturan yang sudah ada atau pola tradisi dan aturan yang sudah baku. Tari jenis ini merupakan tari pembaharuan yang lebih mengungkapkan gaya pribadi. Tarian ini merupakan bentuk ekspresi diri yang memiliki aturan yang lebih bebas namun secara konseptual tetap memiliki aturan. Contoh tarinya adalah karya tari didik nini towok misalnya tari wek – wek, persembahan. Karya bagong kusudihardjo antara lain yapong, wira pertiwi, dan lain sebagainya.
4.
Unsur – unsur seni tari
Kita patut bersyukur karena Indonesia memiliki
kekayaan atas keragaman gerak tari yang beragam dan berbeda-beda antar suku.
Tentu kita dapat melihat karakteristik gerak tari setiap etnis yang berbeda
antara satu sama lainnya. Sebagi contoh gerak pada tari Melayu dan Sunda
dilakukan selalu bertepatan dengan ketukan (on beat) dengan tenaga yang sedang.
Tari Jawa cenderung dilakukan dengan gerak lambat dan tenaga sedang. Gerak tari
Bali dilakukan dengan tenaga dan waktu gerak yang bervariasi.
Perbedaan-perbedaan tersebut diakibatkan oleh tenaga yang dikeluarkan, ruang
gerak, dan waktu gerakan yang berbeda-beda antara masing-masing tarian.
Ruang adalah sesuatu yang harus diisi. Ruang dalam tari
mencakup aspek gerak yang diungkapkan oleh seorang penari yang membentuk
perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat, dan ruang gerak penari itu sendiri.
Ruang gerak penari merupakan batas paling jauh yang dapat dijangkau penari.
Ruang gerak penari tercipta melalui desain.
Waktu adalah cepat lambatnya gerakan yang dilakukan oleh
penari. Kebutuhan waktu yang diperlukan untuk perubahan posisi dan perubahan
kedudukan tubuh. Desain waktu berhubungan dengan kecepatan gerak, situasi dan
kondisi emosional penari.
Tenaga yang diwujudkan oleh gerakan berhubungan dengan
kualitas gerak. Pencerminan penggunaan dan pemanfaatan tenaga yang disalurkan
ke dalam gerakan yang dilakukan penari merupakan bagian dari kualitas tari
sesuai penghayatan tenaga. Konsep tenaga meliputi tentang berat, energi gerak
dan berhubungan dengan ruang.tenaga merupakan pengendalian energi yang
diekspresikan kontras perubahan yang dinamis(cepat lambat, tinggi rendah, keras
lembut). Jadi faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan tenaga adalah
intensitas, tekanan dan kualitas.
5.
Fungsi seni tari
Beberapa fungsi
dan peran seni tari sebagai berikut :
a. Tari
sebagai sarana upacara
fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi
yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari
generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai ritual.
tari dalam upacara pada umumya bersifat sakral dan magis. pada tari upacara
faktor keindahan tidak diutamakan, yang diutamakaan adalah kekuatan yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri ataupun hal hal diluar dirinya. Ciri
– ciri tari untuk upacara antara lain :
v diselenggarakan pada tempat dan waktu tertentu,
v bersifat sacral dan magis,
v ada sesaji,
v dilaksanakan di tempat terbuka dan massal,
v hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat sebagai sarana untuk
persembahan,
v sebagai sarana memuja dewa,
v bersifat kebersamaan dan berulang ulang,
v yang datang dianggap peserta upacara bukan penonton ,
v ditarikan oleh penari yang terpilih dan dianggap suci,
v gerak tari imitatif, meniru gerak - gerik alam sekitar,
v ungkapan gerak mirip ekspresi kehendak jiwa penarinya.
b. Tari
sebagai sarana hiburan
salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton.
Tari ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam
menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira, pada dasarnya tarian gembira
tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian ini cenderung untuk kepuasan
para penarinya itu sendiri. Keindahan tidak diutamakan, tetapi mementingkan
kepuasan individual, bersifat spontanitas dan improvisasi. Tarian ini untuk
konsumsi public. Dalam penyajiannya terkait dengan berbagai kepentingan
terutama dalam kaitannya dengan hiburan, amal bahkan untuk memenuhi kepentingan
public dalam rangka hiburan saja. Cirri – cirri tari hiburanmudah melibatkan
peserta,pakaiannya bebas, relative mudah dipelajari, mood yang bergembira ria, unsure
gerak gembira dan bebas. contoh tari hiburan tari tayub (jatim, jateng), ketuk
tilu (jabar), gandrung (banyuwangi), jogged bumbung (bali), serampang dua belas
(Sumatra), tari sekar putrid, ratu graheni
c. Tari
sebagai sarana pergaulan
Dalam hal ini tari memiliki fungsi
pergaulan antara sesame manusia . contoh tari ketuk tilu, jaipongan, maengket (
Sulawesi) tari tujuah lompat (Maluku)
d. Tari
sebagai penyalur terapi
Jenis tari ini biasanya ditujukan
untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan
secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan
tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Pada
masyarakat daerah timur jenis tarian ini menjadi pantangan karena adanya rasa
tidak sampai hati.
e. Tari
sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan media
pendidikan, seperti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah
laku yang menyimpang dari nilai – nilai keindahan dan keluhuran karena seni
tari dapat mengasah perasaan seseorang
f. Tari
sebagai pertunjukkan
tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai
pesan dan penerima pesan. Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada
tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat’
tarian ini sengaja disusun untuk dipertontonkan. Oleh sebab itu penyajian tari
mengutamakan segi artistiknya yang konsepsional yang mantab, koreografer yang
baik serta tema dan tujuan yang jelas. Cirri – cirri tari pertunjukkan
v pola garapannya merupakan penyajian yang khusus untuk dipertunjukkan
v adanya factor imajinatif / kreativitas
v adanya ide yang mengandung dan mengarah kepada konteks pementasan
yang professional
v kadang kala pementasannya menghendaki penonton tertentu dengan
harapan adanya evaluasi apresiatif yang dijalankan dengan undangan atau karcis
v lokasi pementasan di tempat yang khusus atau teater baik tempat itu
berupa gedung pertunjukkan tradisional, modern, panggung terbuka, ataupun
panggung tertutup.
v Contoh tari pertunjukan tari piring (Sumatra), tari ngremo(jatim),
gambyong ( surakarta)
g. Tari
sebagai media katarsis
Katarsis berarti
pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah dilaksanakan
oleh orang yang telah mencapai taraf atas penghayatan seni. Oleh karena itu, biasanya
jtari ini dilakukan oleh seniman yang hakiki. Namun seorang guru pun bisa
melakukannya asal dia mau berlatih dengan kesungguhan, konsentrasi yang penuh,
berani dan memiliki kekayaan imajinasi.
Selain memiliki
beberapa fungsi tersebut, seni tari juga memiliki peranan yang sama seperti
seni – seni lainnya, yaitu tari sebagai media ekspresi, komunikasi, berpikir
kreatif dan mengembangkan bakat.
B. JENIS,
UNSUR DAN FUNGSI SENI MUSIK
UNSUR –
UNSUR MUSIK
1.
Melodi
Melodi adalah susunan tinggi
rendah nada-nada yang berjalan dalam waktu. dan disusun dengan musical. Nada
–nada tersebut bersumber dari sebuah sistem deret nada yang memiliki
jarak-jarak tertentu dari satu nada ke nada yang lain atau sering kita kenal
dengan istilah tangga nada. pengertian Tangga Nada dari Wikipedia. Tangga nada
merupakan susunan berjenjang dari nada-nada pokok suatu sistem nada, mulai dari
salah satu nada dasar sampai dengan nada oktafnya, misalnya do, re, mi, fa, so,
la, si, do Macam-Macam Tangga Nada Nah setelah kita tahu apa pengertian tangga
nada saatnya kita mengetahui jenis dari tangga nada itu apa saja,Tangga nada
dibagi menjadi dua, yaitu tangga nada diatonis dan pentatonis.
a.
Tangga
Nada Diatonis
Tangga
nada diatonis adalah tangga nada yang terdiri dari tujuh buah nada dan
menggunakan 2 macam jarak nada, yaitu jarak 1 (satu) dan 1/2 (setengah). Tangga
nada ini terbagi atas dua macam, yaitu:
1)Tangga Nada Mayor
Susunan
jarak nadanya 1 1 1/2 1 1
1 1/2. Tangga nada mayor berkesan bahagia dan bersemangat.
2)
Tangga
Nada Minor
Tangga nada
minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nada-nadanya berjarak
1–1/2–1–1–1/2–1–1. Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
sebagai berikut.
v Tangga
Nada Minor Asli Tangga nada minor asli hanya memiliki nada-nada pokok dan belum
mendapat nada sisipan. Musik Gregorian merupakan bentuk khas yang menggunakan
tangga nada
v Tangga
Nada Minor Harmonis Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada minor yang
nada ke tujuhnya dinaikkan setengah laras. Dalam tangga nada ini, deretan naik
dan turun tetap sama. Berikut ini, tangga nada minor harmonis.
v Tangga
Nada Minor Melodis Tangga nada minor melodis adalah tanga nada minor asli yang
nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan setengah laras. Pada saat turun, nada ke-6 dan
ke-7 tersebut diturunkan ½ laras. Berikut ini, tangga nada minor melodi
b. Tangga Nada pentatonis
Tangga nada pentatonis adalah jenis
tangga nada yang hanya memakai lima nada pokok. Ragam tangga nada pentatonis
dibedakan oleh jarak antarnada serta pilihan nada yang didengar. Berdasarkan
nadanya, ada tangga nada yang menggunakan pelog dan slendro. Contoh alat musik
yang menggunakan tangga nada ini adalah gamelan. Sedangkan Pengertian Tangga
Nada Pentatonis dari wikipedia dijelaskan bahwa Skala pentatonik atau tangga
nada pentatonik adalah suatu skala dalam musik dengan lima not per oktaf.
2.Harmoni
harmoni adalah pergerakan
dari satu akor keakor yang lain yang difungsikan sepabagai pengiring suatu
melodi. Pergerakan akord yang indah atau bagus sering di istilahkan sebagai pergerakan
yang harmonis. Sedangkan akor sendiri adalah perpaduan tiga nada atau
lebih.Akor yang di susun dari tiga nada yang disusun keatas dengan berdasarkan
interval terts disebut juga triad.Berikut adalah susunan akor triad dalam
tangga nada C mayor
Akord mayor di tunjukkan dengan huruf besar
sedangkan akor minor di tunjukan dengan huruf kecil. Berikut ini adalah jarak
nada pada akor-akor triadMayor = 2 + 1 ½, Minor = 1 ½ + 2, Diminised = 1 ½ + 1
½, Augmented = 2 + 2
3.Ritme
Ritme adalah pengaturan panjang
pendek bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam
waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang
dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan. Nada-nada tertentu dapat
diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan durasi). berikut ini
adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menentukan panjang pendeknya harga
dari suatu not
4.Bentuk dan struktur lagu
Bentuk dan struktur musik
adalah semacam kerangka dalam suatu karya musik. Kerangka tersebut tersusun
dari bagian-bagian lagu yaitu kalimat, segmen dan yang terkecil adalah pola
(motif),Sebagai contoh dibawah ini ada contoh bentuk lagu satu bagian,
5.Unsure ekspresi
unsur ekspresi dalam musik adalah bagaimana musik
itu harus di bawakan, sebagai contoh tanda ekspresi dalam musik adalah sebagai
berkut :
a.
Temposecara
garis besar dapat di bedakan menjadi tiga yatu, cepat, sedang dan lambat.
Tempo lambat antara lain largo ( sangat lambat M.M. 46 – 50), larghetto (lebih cepat dari largo M.M.60-63), adagio (lambat M.M 52-54), lento (lebih cepat dari adagio M.M 56-58).
Tempo lambat antara lain largo ( sangat lambat M.M. 46 – 50), larghetto (lebih cepat dari largo M.M.60-63), adagio (lambat M.M 52-54), lento (lebih cepat dari adagio M.M 56-58).
Tempo-tempo sedang antara lain adante (berjalan teratur M.M 72-76), andantino
( lebih cepat dari adante M.M 80-84), moderato (sedang M.M 96-104)
Tempo-tempo cepat antara lain allegretto (lebih lambar dari allegro M.M 108-116), allegro ( cepat, hidup, gembira
M.M 132-138), vivace (lebih cepat dari allegro M.M 160-176), presto (cepat M.M 184-200), prestisimo (sangat cepat M.M
208)
perubahan tempo antara lain accelerando(makin lama makin cepat), ritardando
(makin lama makin melambat), fermata (nada di tahan melebihi nilai yang
sebenarnya), rubato (bebas dan penuh perasaan), Stringendo (tergesa gesa dan
kian menjadi cepat)
b.
Dinamik (
tanda untuk menentukan keras lembutnya suatu bagian atau prase)
Pianissimo ( pp) sangat lembut, Piano ( p) lembut, Mezzopiano (mp) sedikit
lembut, Mezzo forte (mf) sedikit keras, Forte (f) keras, Fortesimo (ff) sangat
keras.
Perubahan dinamik antara
lain Crescendo semakin keras, Decrescendo
semakin lembut, Diminuendo melembutkan nada, Sforzando lebih keras diperkeras.
c.
Gaya atau style antara lain Animato riang gembira, capella tanpa iringan alat music, Dolce manis,
Espresivo ekspresif, Marcia mars atau lagu berbaris, Staccato pendek tersentak
sentak, Subito seketika.
FUNGSI
MUSIK
Menurut fungsinya musik dapat dibedakan menjadi
beberapa fungsi
1
Fungsi
musik sebagai hiburan
Musik sebagai sarana hiburan
adalah musik yang bertujuan untuk menghibur, seabagai contoh disini adalah konser-konser
musik yang membawakan lagu-lagu popular, ataupun program tayangan televisi yang
menyiarkan musik sebagai hiburan.Contoh lagu dan kelompok musik yang membawakan
musik sebagai sarana hiburan contohnya Dealova ciptaan Opik, Lagu rindu ciptaan
krispatih, You are not elone ciptaan Michael Jakson
2. Fungsi musik sebagai sarana upacara ( kebangsaan, adat dan
keagamaan)
Fungsi musik sebagai sarana
upacara biasanya dibawakan pada saat upacara baik upacara bendera, upacara
keagamaan ataupun upacara adat, musik disini bertujuan untuk menambah hikmat
suasana upacara ataupun menambah semangat kebangsaanContoh lagu lagu pengiring
upacara, Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta
3.Fungsi musik sebagai
sarana pendidikan
Musik sebagai sarana
pendidikan adalah musik yang diciptakan untuk mendukung proses belajar mengajar
ataupun musik itu sendiri sebagai materi ajar. sebagai contohnya adalah
lagu-lagu ciptaan A.T Mahmud, komponis ini banyak menghasilkan karya-karya yang
sangat mendukung anak untuk belajar. Baik belajar berhitung, mengenali warna,
ataupun tentang alam.Contoh lagu untuk pendidikan, Balonku ada lima ciptaan A.T
Mahmud, Bintang kecil, Berhitung
4.Fungsi musik sebagai pengiring suatu
pertunjukan
Musik seabagai pengiring
suatu pertunjukan bertujuan untuk memperkuat suasana baik suasana gembira,
sedih, seram, komedi dan lain sebagainya. Pertunjukan yang sering menggunakan
musik sebagai pengiring adalah pertunjukan tari dan teater.
5.Fungsi musik sebagai ilustrasi
fungsi musik sebagai
ilustrasi bertujuan hampir sama dengan musik pengiring pertunjukkan, yaitu
memperkuat suasana, sebagai contoh musik ilustrasi dapat kita dengar pada iklan
ditelevisi, filem-filem.Sebagai contoh adalah lagu- soundtrek filemLaskar
pelangi ciptaan Nigi, Ayat-ayat cinta
6.Fungsi musik sebagai terapi
Dewasa ini banyak masyarakat
yang memfungsikan musik seabagai terapi. Baik bertujuan untuk kesehatan ataupun
memaksimalkan cara kerja otak. Sebagai contoh adalah musik-musik klasik karya
W.A Mozart yang diyakini dapat meningkatkan kecerdasan pada anak.
PENGGOLONGAN ALAT MUSIK
Penggolongan alat musik dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu,
1. Menurut
fungsinya
Penggolongan alat musik
menurut fungsinya terbagi menjadi tiga yaitu
a. Melodis
Alat musik melodis adalah
alat musik yang biasanya membunyikan melodi pada suatu lagu, pada umumnya alat
musik ini tidak bisa memainkan kord secara sendirian. Contoh alat musik melodis
adalah biola, trupet, recorder, flute.
b. Harmonis
Alat musik harmonis adalah alat musik yang dimankan untuk memainkan
harmoni pada suatu lagu. Karena alatmusik ini biasa memainkan harmoni maka
cir-cirinya ialah bisa memainkan tiga nada atau lebih secara bersamaan. Contoh
alat musik harmonis adalah guitar, keyboar, piano, harpha, kentrung,
siter.dibawah ini adalah contoh nada-nada yang terdapat pada alat musik
harmonis keyboard
c. Ritmis
Alat musik ritmis dimainkan sebagai pengiring sekaligus pengatur tempo
pada lagu. Biasanya alat musik ritmis bernada tetap atau tidak bernada. Contoh
alat musik ritmis adalah drum, triangele, tamborine, gendang, cymbal.salah satu
alat musik ritmis yang sering kita temui adalah drum set.untuk mempermudak
dalam kita belajar drum adalah dengaan menggunakan notasi drum, dimana notasi
drum tersebur kebanyakan ditulis dalam notasi balok.banyak musisi atau buku
musik menulis notasi drum dengan posisi yang berbeda-beda, akan tetapi yang
perlu kita pahami adalah bahwa notasi tersebut hanyalah sekedar simbol untuk
mempermudah dalam belajar drum. Berikut ini marupan contoh letak notasi balok
untuk drum ( Drum key ) yang sering digunakan
2. Cara memainkanya
Ditinjau
dari cara memainkanya alat musik dibedakan menjadi lima yaitu :
a. Alat
musik gesek
Alat musik gesek adalah segala macam alat musik yang dimainkan dengan
cara di gesek. Yang tergolong alat musik gesek adalah biola, cello rebab,
contre bass, dll
b. Alat
musik petik
Alat musik petik adalah alat musik yang cara memainkanya dengan
cara dipetik, contoh alat musik petik adalah guitar, kecapi, siter, dll
c. Alat
musik pukul
Alat musik pukul adalah alatmusik yang cara meminkanya dengan di pukul.
Yang termasuk alat musik pukul adalah drum, tamborine, silofone, timpani, dll
d. Alat
musik tiup
Alat musik tiup adalah alat musik yang cara memainkanya dengan cara di
tuip. Contoh alat musik tiup adalah flute, trumpet, sruling, oboe, clarinet,
dll
e. Alat
musik getar
Alat musik getar adalah alat musik yang cara memainkannya dengan
digetarkan. Cotoh alat musik getar adalah angklung, bolero, marakas.
f. Alat
musik keyboard
Alat musik keyboard adalah alat musik yang memakai bilah nada dalam
susunan yang kusus dan dimainkan dengan ditekan menggunkan jari. Contoh
alat musik keyboard adalah organ, piano, akordeon.
3. Berdasarkan
sumber bunyinya.
a. Membranofone
Membranofone adalah alat musik yang sumber bunyinya dari membran. Contoh
alat musik membranofon adalah drum, gendang, rebana, dll
b. Aerofon
Aerofon adalah alat musik yang sumberbunyinya dari udara. Contoh alat
musik aerofon adalah flute, seruling, saxophone, dll
c. Elektrofon
Elektofon adalah alat musik yang sumberbunyinya dari elektrik atau
listri. Sebagai contohnya adalah keyboard, elekton, organ, dll
d. Idiopfon
Idiofon adalah alat musik yang sumber bunyinya dari alat musik itu
sendiri. Contoh alat musik idiofon adalah gong, angklung, gambang, saron,
dll
e. Chordophon
Chordophone adalah alat musik yang sumber bunyinya dari chord atau dawai.
Contoh alat musik chordophone adalah gitar, cello, contra bass, dll. Yang
termasuk alat musik yang terbuat dari logam adalah trumpet, saxophone,
KARAKTER MUSIK
1. Musik jazz
Menurut Majalah Design
Arsitektur, edisi April 2000 Jazz adalah pembebasan jiwa yang hadir dalam ruang
bernama “ IMPROVISASI “. Dalam jazz, ada suatu dialog atau percakapan akrab
yang terjadi seketika, spontan dan tanpa rencana. Jazz memiliki suatu kerangka,
dimana suatu musisi bisa “berakrobat” dan mengalir mengikuti suatu garis
petunjuk, namun kemudian berbelok, menghilang lalu kembali lagi, melompat -
lompat, menari - nari, jungkir balik, dan semuanya dilakukan secara improvisasi
dan tidak saling merusak.
Sejarah musik jass terdiri dari beberapa periode
yaitu :
·
Ragtime
jazz (periode 1890 – 1910)
·
New
Orleans ( periode 1890 – 1910)
·
Swing (
1920 – 1930 )
·
Europen
jazz ( 1920 – 1930)
·
Dixieland
(periode 1940 – 1950 )
·
Bebop
periode ( 1940 – 1950)
·
Cool jazz
( 1940 – 1950)
·
Hard jazz
( 1940 – 1950
·
Free jazz
( 1940 – 1950)
·
Latin jazz
( 1960 – 1950)
·
Soul jazz
(1960- 1970)
·
Jazz
fusion ( 1960-1970)
2. R & B
Musik R&B dibuat dan
didukung oleh sebagian besar masyarakat Afrika-Amerika pada awal 1940-an.
R&B pertama kali diciptakan oleh Jerry Wexler, yang terkenal dengan
Atlantic Recordnya. Istilah R&B menurut Jerry Wexler digunakan sebagai
sinonim untuk musik Rhitem And Roll (musik rock n roll yang dimainkan
oleh orang kulit hitam).Harmoni musik R&B berakar dari blues dan
boogie-woogie, namun memiliki ritme yang lebihdinamis dan variatif. Piano dan
gitar elektrik adalah pengiring yang harus ada. Mengikuti perkembangan zaman,
musik R&B telah mendapat pengaruh dari jenis musik lain seperti
musik jazz dan rock sehingga berkembang menjadi jenis musik yang berbeda
dari komposisi aslinya.Di Indonesia, musik R&B mulai muncul sekitar tahun
1990-an. Musik ini terus berkembang hingga sekarang. Beberapa musisi Indonesia
yang membawakan jenis musik R&B antara lain, Glen Fredly dan Rio Febrian.
3. Musik pop
Salah satu ciri musik pop
adalah penggunaan ritme yang terasa bebas.dengan mengutamakan permainan drum
dan gitar bass. Komposisi melodinya juga mudah dicerna. Biasanya, para
musisinya juga menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk
menambah daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya.
Beberapa musisi dan grup
band pop indonesia antara lain, Titiek Puspa, Chrisye, Katon Bagaskara, Melly
Goeslaw, grup band Peterpan, Ada Band, Kla Project dan sebagainya. Serta dengan
artis indonesia antara lain, Kris dayanti, Ari laso, Ruth Sahanaya, dan
lain-lain.
4. Rock
Musik Rock adalah jenis
aliran musik yang dipengaruhi dari pola boogie-woogie sebagai kesinambungan blues
dan berakar dari musik country. Penemunya adalah Fat Domino. Instrumen
musik yang dominan pada musik rock adalah gitar dengan efek distorsi yang keras
serta amplifier-nya, bass & gitar elektrik merupakan instrumen yang
dipelopori oleh merk Fender pada tahun 1951. Piano dan organ
elektrik, synthesizer, dan drum set merupakan instrumen yang turut
melengkapinya.
Dalam perkembangannya, musik
rock memiliki beberapa aliran atau jenis genre yang diantaranya metal,
punk, alternative, grunge. Di Indonesia sendiri musik rock berkembang dengan
pesat dan terkenal dari tahun 70-an dengan grupnya antara lain, God Bless, Rawe
Rontek, Gang Pegangsaan, dan lain-lain. Perkembangan musik Rock tidak lepas
juga dari produksi rekaman Log Zelebour dibawah naungan logiss record-nya.
Walau kemudian sempat meredup beberapa waktu, musik ini bangkit kembalai di
tahun 200-an. Beberapa musik band rock yang berkembang akhir-akhir di Indonesia
antara lain Seuries, Boomerang, Jamrud, Edane, dan sebagainya.
5. Reggae
Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian
terbesar musik Jamaika,termasuk Ska, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu
berasal dari akhir 1960-an.Reggae berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai "skank", bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran,
dikenal dengan sebutan "sekali mengeluarkan". Karakteristik, ini
memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.
6. Dangdut
Dangdut merupakan salah
satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer
sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di
akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan
masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut
boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik
populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari
keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house
music. Yang menjadi karakter musik ini adalah cengkok dan penggunaan alat
musik gendang dan suling.
C. JENIS,
UNSUR DAN FUNGSI SENI RUPA
PENGGOLONGAN SENI RUPA
Seni rupa dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu karya seni murni, karya seni pakai atau terapan, dan karya
seni rupa berdasarkan dimensinya. Pengertian karya seni rupa murni atau
fine art adalah bentuk seni rupa yang diciptakan dengan lebih mengutamakan
unsur ekspresi jiwa pembuatnya atau seniman tanpa mencampuradukannya dengan
fungsi atau kegunaan tertentu. Karya seni rupa murni seperti seni lukis dan
seni patung. Pengertian karya seni pakai atau terapan (Applied art) adalah
karya seni rupa yang lebih mengutamakan fungsi tertentu. Karya seni rupa
terapan seperti seni grafis, seni dekorasi, reklame, ilustrasi,
kerajinan/kriya, arsitektur, keramik, batik dan grafika. Seni rupa berdasarkan
dimensinya terbagi atas dua yaitu karya seni rupa dua dimensi dan karya seni
rupa tiga dimensi. Pengertian karya seni rupa dua dimensi atau dwimatra adalah
karya seni rupa yang terbentuk dari unsur panjang dan lebar. Sedangkan
pengertian karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra adalah karya seni rupa
yang memiliki tiga unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi serta memiliki unsur
kesan ruang, bentuk, dan volume. Contohnya bonsai, seni keramik, diorama dan
lainnya.
UNSUR
– UNSUR SENI RUPA
Unsur unsur seni rupa terdiri atas titik,
garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang.
1. Titik
Titik
adalah unsur seni rupa yang paling dasar yang berada pada dimensi satu.
Dibutuhkan adanya titik untuk membentuk garis, bentuk, ataupun bidang.
2. Garis
Garis
adalah unsur seni rupa yang merupakan hasil dari penggabungan unsur titik.
Garis dalam seni rupa menjadi goresan atau batasan dari suatu benda, ruang,
bidang, warna, tekstur dan lainnya. Garis terbagi atas tiga yaitu menurut
jenisnya, menurut kesannya dan wujudnya. Garis menurut jenisnya yaitu garis
lengkun, garis panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus,
putus, patah-patah, spiral dan lainnya. Kesan garis dapat ditimbulkan oleh
adanya variasi jenis jenis garis yang digunakan serta kebudayaan yang ada saat
tersebut terhadap suatu simbol. Garis berdasarkan wujudnya ada dua yaitu semu
dan nyata. Garis nyata dihasilkan oleh coretan sedangkan garis semu dihasilkan
oleh adanya perbedaan warna terhadap dua benda atau lebih.
3. Bidang
Bidang merupakan unsur dalam seni
rupa yang dihasilkan dengan mengabungkan beberapa garis. Bidang merupakan
dimensi kedua yang memiliki panjang dan lebar.
4.
Bentuk
Bentuk
adalah unsur dari seni rupa yang terbentuk dari gabungan dari berbagai bidang.
Bentuk terdiri atas dua yaitu bangun dan bentuk plastis atau form. Shape atau
bangun adalah sesuatu yang bentuknya seperti bulat, persegi, ornamental, tidak
teratur dan lainnya sedangkan form atau bentuk plastis adalah bentuk subjektif
atau tujuan dari adanya benda tersebut sehingga memiliki nilai seperti kasur
yang berbentuk (shape) persegi panjang tapi form nya itu sebagai tempat tidur
5. Ruang
Ruang
adalah unsur seni rupa yang memiliki dua sifat. Dalam karya seni rupa dua
dimensi, ruang dapat bersifat semu sedangkan dalam seni rupa tiga dimensi,
ruang bersifat nyata.
Oleh
karena itu dalam karya dua dimensi kesan ruang atau kedalaman dapat ditempuh
melelui beberapa cara, diantaranya: melalui penggambaran gempal, penggunaan
perspektif, peralihan warna, gelap terang, dan tekstur, pergantian ukuran,
penggambaran bidang bertindih, pergantian tampak bidang, pelengkungan atau
pembelokan bidang, penambahan bayang-bayang.
6.
Warna
Warna adalah salah satu unsur seni
rupa yang membuat suatu ciptaan para seniman terasa hidup dan lebih eksresif.
Warna berdasarkan teori warna terhadap cahaya terdapat tujuh spektrum warna.
Salah satu teori warna dalam seni rupa adalah teori warna pigmen yaitu:
- Warna Primer, terdiri atas merah, kuning, dan biru. Pengertian warna primer adalah warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain.
- Warna Sekunder, seperti ungu, oranye dan hijau adalah jenis pigmen yang dapat diperoleh dari mencampur kedua warna primer dalam takaran tertentu.
- Warna Tersier, yakni warna yang dihasilkan melalui pencampuran warna sekunder
- Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna, misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna kuning, dan lain-lain,
- Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain-lain.
7. Tekstur
Pengertian
tekstur sebagai unsur seni rupa adalah sifat dan keadaan suatu permukaan
bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda ada yang
memiliki tekstur berbeda dan adapun yang sama. Tekstur terdiri atas dua jenis
yaitu nyata dan semu. Pengertian tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara
penglihatan dan perabaan terhadap sifat dan keadaan permukaan bidang benda
karya seni rupa. Pengertian tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara
penglihatan dan rabaan.
8.
Gelap Terang
Gelap
terang adalah unsur seni rupa yang bergantung terhadap intensitas cahaya.
Semakin besar intensitas cahaya maka akan semakin terang, semakin kecil
intensitas cahaya, maka akan semakin gelap. Dalam karya seni rupa dua dimensi,
unsur gelap terang dibuat berdasarkan gradiensi dan pemilihan warna yang ada.
FUNGSI SENI RUPA
Fungsi seni rupa terdiri atas dua yaitu fungsi individual
seni rupa dan fungsi sosial seni rupa.
1. Fungsi individual seni rupa
Fungsi seni rupa yang individual ada
dua yaitu fisik dan emosional. Fungsi seni rupa secara fisik adalah pemenuhan
kebutuhan fisik manusia baik yang dipakai langsung ataupun sebagai pelengkap
dari aktivitasnya. Fungsi seni rupa secara emosional bagi individu adalah
sebagai efek kerja sama antara pencipta seni atau seniman yang telah
menyampaikan ekspresinya terhadap penikmat karya seni rupa, atau disebut
apresiator.
2. Fungsi Sosial Seni Rupa
Fungsi seni rupa secara sosial ada empat yaitu pendidikan,
rekreasi, komunikasi dan keagamaan.
Fungsi
seni rupa terhadap pendidikan adalah sebagai sarana untuk mempermudah dan
memperbagus cara pembelajaran dalam dunia pendidikan sehingga anak didik mampu
menerima dan menangkap lebih cepat pembelajaran yang ada. Fungsi seni rupa
terhadap rekreasi berhubungan dengan penyegaran dan pembaharuan kondisi
emosional masyarakat seperti pembuatan taman rekreasi, dan pusat wisata lainnya
oleh pemerintah menggunakan seniman. Fungsi seni rupa dalam komunikasi adalah
mempermudah penyebaran dan penerimaan informasi kepada para penerima informasi
dengan memberikan sentuhan kreativitas. Fungsi seni rupa dalam keagamaan salah
satunya adalah mempermudah identifikasi kekhasan suatu agama.
D. JENIS, UNSUR DAN FUNGSI SENI TEATER
Jenis Jenis Seni Teater
Jenis
- jenis seni teater sebagai berikut.
1.
Teater Boneka
Jenis teater boneka adalah jenis teater yang sudah ada pada jaman India Kuno, Yunani dan Mesir. Bukti adanya sebuah teater boneka tersebut dapat dibuktikan berdasarkan sisa peninggalan yang ditemukan dalam sebuah makam maupun reruntuhan bangunan jaman dahulu. Dalam pementasan teater boneka terdapat beberapa jenis boneka yang digunakan, baik boneka tongkat yang dimainkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah, serta boneka tangan yang dimainkan menggunakan tangan. Adapula boneka tali atau marionette yang menggunakan tali yang diikatkan dalam kayu yang silang dalam menggerakkannya.
2.
Teater Wayang Kulit
Selain teater boneka diatas ada juga teater wayang
kulit yang tidak kalah populer. Teater ini menggunakan layar tipis serta sinar
lampu untuk menciptakan kesan bayangan pada wayang kulit. Wayang kulit tersebut
dimainkan dibelakang layar tadi. Dalam pementasan teater wayang kulit ini
biasanya penonton wanita menonton pada bagian depan layar yang untuk menonton
bayangan dari wayang kulit tersebut, sedangkan para laki laki menonton pada
bagian belakang layar untuk menonton wayang kulit tersebut secara langsung.
Dalam
pementasan teater wayang kulit biasanya terdapat dalang utama yang
mengendalikan kepala serta lengan pada sebelah kanan, ada pula dalang yang
memakai baju warna hitam yang duduk di bagian depan penonton, serta ada pula
sinden yang bernyanyi dan melantumkan sebuah cerita dari pementasan tersebut.
3.
Drama Musikal
Drama
musikal merupakan jenis seni teater yang menggabungkan unsur musik, unsur tari
dan seni peran namun lebih mengedepankan ketiga hal tersebut dari pada unsur
dialog dari seorang pemain. Di dalam teater ini kualitas dari sebuah
pertunjukan dinilai berdasarkan keharmonisan serta keselarasan dari gerak tari
dengan sebuah lagu. Teater ini memliliki latar belakang yang menggabungkan
serta mengkombinasi sebuah tarian, musik serta tata pentas sehingga dapat
disebut sebagai drama musikal. Drama Musikal terdapat dua jenis yaitu drama
kabaret dan drama opera. Drama Kabaret mengguanakan musik serta lagu yang
bersifat bebas, sedangkan drama opera musik serta iringan lagunya dinyanyikan
oleh para tokoh dan biasanya disebut sebagai seriosa.
4.
Teater Dramatik
Dramatik
adalah sebuah kata yang menggambarkan sebuah alur dramatika pemain yang
dipersembahkan dalam pementasan teater. Pada teater dramatik sangat
memperhatikan kedetilan tempat serta latar belakang sebuah situasi cerita
karena terjadi perubahan karakter secara psikologis. Dalam pementesan teater
ini aksi dari sebuah pemain sangat ditonjolkan agar menarik perhatian serta
minat untuk menonton drama tersebut. Teater dramatik merupakan jenis seni
teater yang mementaskan sebuah cerita serealita mungkin, sehingga di dalam
cerita tersebut tidak ada unsur improvisatoris. Cerita tersebut merupakan
kumpulan dari beberapa peristiwa yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya.
5. Teatrikalisasi
Puisi
Teatrikalisasi
puisi adalah pertunjukan sebuah seni teater yang dikombinasikan dengan karya
sastra puisi. Dalam pementasan ini puisi biasanya hanya dibacakan dan kemudian
diperankan diatas pentas dengan menggunakan teatrikal puisi. Teatrikal puisi
sangat mengedepankan sebuah karya seni puisi sehingga dari tata letak serta
gaya akting dari seorang pemain sangat menggambarkan sebuah makna dari puisi
tersebut. Teatrikal puisi memberi kesempatan kepada seniman seniman puisi dalam
mengekspresikan karyanya melalui tampilan lakon diatas pentas.
6. Teater
Gerak
Dalam
jenis teater ini lebih mengedepankan sebuah gerakan serta ekpresi wajah
pemainnya. Pementasan teater gerak sangat meminimalisir sebuah dialog bahkan
dialog tersebut dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomin. Namun seiring
perkembangan jaman, pemain teater ini lebih bebas dalam melakukan pementasan
sehingga gerakan yang mereka pertontonkan tidak berdasarkan skenario yang
dibuat sebelumnya. Gerakan gerakan tersebut berdasarkan suasana hati dari
seorang pemain teater. Dari suasana hati inilah yamg memberi kebebasan dari
seorang pemain sehingga muncul gerakan gerakan baru lain. Teater gerak lebih
dikenal dengan nama Pantomin. Pantomin tersebut menggambarkan kesunyian karena
tidak ada sepatah katapun dialog yang terucap dan lebih mengedepankan mimik
wajah serta gerakan pemain. Makna dari cerita yang ditontonkan kepada publik
tersebut diapresiasikan dalam sebuah gerakan.
Unsur Unsur Seni Teater
Dalam
sebuah seni teater juga terdapat unsur unsur seni yang harus ada dalam sebuah
pementasan. Adapun unsur tersebut dapat dibedakan menjadi Unsur Internal dan
Unsur Eksternal. Penjelasan dari unsur tersebut sebagai berikut:
1.
Unsur Internal Teater
Unsur
Internal merupakan unsur utama dalam sebuah pertunjukan seni teater serta harus
ada apabila akan melakukan sebuah pertunjukan seni teater. Unsur internal dapat
disebut sebagai jantungnya sebuah pementasan, karena apabila salah satu unsur
tersebut tidak ada maka sebuah pertunjukan tidak dapat dilaksanakan. Adapun
unsur unsur internal seni teater meliputi naskah, sutradara, pemain, pentas,
properti, dan penataan. Selanjutnya penjelasan dari setiap unsur unsur tersebut
yaitu:
- Naskah atau Skenario : Naskah dapat disebut juga sebagai skenario yang merupakan alur dari sebuah cerita yang akan dipentaskan dan biasanya berupa nama tokoh serta dialog pemain. Naskah tersebut juga penghubung antara unsur unsur lain seperti pentas, pemain, sutradara dan kostum bagi pemain.
- Pemain : Pemain adalah tokoh yang akan diperankan dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain tersebut adalah unsur penting yang harus ada dalam sebuah cerita agar cerita tersebut dapat tersampaikan kepada penonton. Didalam unsur ini terdapat unsur penunjang lain seperti gerak dan suara. Pemain dapat dibagi menjadi tiga yaitu peran utama baik protagonis maupun antagonis, peran tambahan atau figuran dan peran pembantu. Dalam sebuah film atau sinetron pemain perempuan biasanya disebut Aktris, sedangkan pemain laki laki biasanya disebut sebagai Aktor.
- Sutradara : Sutradara adalah otak dari sebuah cerita karena memiliki tugas untuk mengatur serta memimpin sebuah pementasan maupun teknik pembuatan teater tersebut. Skenario adalah unsur yang memiliki sifat paling sentral. Tugas sutradara seperti menciptakan ide ide yang akan digunakan dalam sebuah pentas, membedah naskah, mengarahkan para pemain, dan sebagainya.
- Pentas : Pentas merupakan unsur penunjang dalam sebuah pertunjukan seni teater seperti tata lampu, properti, serta beberapa dekorasi lain yang akan membantu terlaksananya sebuah pertunjukan. Unsur ini biasanya memberikan kesan estetika dalam sebuah cerita yang diperankan oleh seorang pemain.
- Properti : Properti adalah perlengkapan yang diperlukan dalam sebuah pertunjukan teater agar pertunjukan tersebut dapat terlaksana. Properti tersebut meliputi, meja, robot, kursi, dekorasi dan lain lain.
- Penataan : Penataan berisi semua pekerja yang ikut serta dalam sebuah pementasan seperti tata busana, tata rias, tata lampu, dan tata suara. Tata Busana memiliki tugas sebagai pembuat pakaian atau pengatur kostum yang akan dipakai oleh pemain dalam memainkan peranan dalam sebuah cerita. Tata Rias bertugas untuk mendandani pemain agar dapat menyatu dengan karakter peran dalam sebuah cerita. Tata Lampu bertugas mengatur serta mengontrol cahaya yang terdapat pada panggung. Tata Suara bertugas mengatur pengeras suara.
2.
Unsur Eksternal Teater
Unsur Eksternal adalah salah satu unsur unsur seni
teater yang mengurus seluruh kebutuhan yang diperlukan dalam sebuah pementasan
teater. Unsur Eksternal meliputi Sutradara atau Derektor, Staf Produksi,
Desainer, Stage Manajer dan Crew. Adapun penjelasan dari unsur eksternal
tersebut yaitu:
- Staf Produksi : Staf produksi adalah kumpulan beberapa orang yang bekerja sama dalam sebuah tim, baik sebagai pimpinan produksi maupun bagian lain yang berada dibawahnya. Seluruh bagian staf produksi memiliki tugas yang berbeda beda, contohnya saja tugas dari seorang pimpinan produksi meliputi mengatur seluruh hal yang berkenaan dengan produksi, menetapkan program kerja dan sebagainya.
- Sutradara atau Derektor : Sutradara juga merupakan unsur eksternal dari seni teater. Sutradara tersebut bertugas untuk mengarahkan pemain, mencari serta mempersiapkan aktor dari sebuah cerita, menyiapkan make up serta hal lain yang berkaitan dengan kru, dan mengkoordinasi pelaksanaan sebuah pementasan agar berjalan dengan baik.
- Stage Manajer : Stage Manajer merupakan unsur eksternal yang berfungsi untuk membantu tugas dari seorang sutradara serta memimpin dan bertanggung jawab dalam sebuah pementasan.
- Desainer : Desainer bertugas menyiapkan segala sesuatu dalam sebuah pementasan baik dari segi panggung, tata lampu, pencahayaan, kostum serta perlengkapan lain yang berkaitan dengan aspek visual.
- Crew : Crew merupakan penanggung jawab dari setiap sub yang terdapat dalam bagian desainer, seperti bagian perlengkapan, tata musik, tata lampu, dan bagian pentas.
Fungsi Seni Teater
Menurut
perkembangan teknologi fungsi seni teater mengalami pergeseran yang luas. Dari
yang dulu fungsi teater hanya sebagai tontonan untuk umum, namun sekarang
teater tersebut berfungsi sebagai pendidikan juga. Fungsi teater tersebut tidak
hanya sebagai hiburan bagi masyarakat namun berfungsi pula sebagai afektif
masyarakat. Adapun fungsi seni teater sebagai berikut :
1. Teater sebagai Sarana Upacara
1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada
zaman dahulu teater berfungsi sebagai sarana persembahan bagi dewa Apollo serta
persembahan pesta bagi dewa Dyonesos. Teater juga berfungsi sebagai upacara
kedatangan seseorang yang berada pada daerah tertentu. Pada sarana upacara
tersebut tidak memerlukan penonton karena penonton tersebut merupakan bagian
dari peserta upacara persembahan tersebut. Sarana upacara persembehan seperti
ini biasanya dapat disebut sebagai teater Tradisional.
2. Teater sebagai Media Ekspresi
2. Teater sebagai Media Ekspresi
Seni
teater telah menjadi media ekspresi siswa dalam menyalurkan bakat yang mereka
miliki. Berbeda dengan seni seni lainnya seperti seni musik yang mengedepankan
sebuah gerakan atau tarian dengan irama suara. Seni teater lebih mengedepankan
gerakan tubuh serta ucapan dalam memerankan sebuah peran. Seni teater juga
mengekpresikan penghayatan jiwa dalam memerankan sebuah tokoh cerita.
3. Teater sebagai Media Hiburan
Seni
teater sebagai media hiburan memiliki fungsi penting dalam menghibur penonton
yang menyaksikan sebuah pertunjukan, sehingga penonton tersebut merasa
terhibur sesuai dengan yang mereka inginkan. Dalam memerankan sebuah tokoh
dalam cerita tersebut pemain harus mempersiapkan dirinya secara semaksimal
mungkin agar penonton merasa puas dalam menyaksikan pertunjukan tersebut.
4. Teater sebagai Media Pendidikan
Didalam teater terdapat kerjasama tim yang terjadi
secara harmonis antar satu pemain dengan pemain lainnya. Karena teater tersebut
tidak dikerjakan oleh individual maka dapat disebut sebagai seni kolektif.
Dalam sebuah pementasan seni selalu ada pesan yang terkandung dalam sebuah
cerita ynag telah disampaikan oleh pemain. Pesan pesan moral tersebut akan
lebih mudah dipahami melalui sebuah pertunjukan daripada harus membaca sebuat
cerita pada buku.
BAB V
PERKEMBANGAN SENI BUDAYA NUSANTARA
A.
PERKEMBANGAN SENI TARI DI INDONESIA
Seni tari telah
dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman prasejarah. Bahkan jauh sebelum
masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia tarian telah
dilakukan oleh masyarakat prasejarah.
1.
Masa Prasejarah
Zaman prasejarah adalah zaman
sebelum sebelum masyarakat di Indonesia mengenal tulisan. Pada masa ini
penduduk nusantara telah mengenal aliran kepercayaan animisme dan dinamisme.
Seni gerak berirama yang kerap dilakukan dalam berbagai acara oleh masyarakat
prasejarah juga dikenal sebagai upacara magis guna berdoa dalam pengharapan.
Adapun berbagai tarian yang disinyalir dikenal oleh masyarakat prasejarah
adalah sebagai berikut Tari hujan, Tari kesuburan, Tari kebangkitan, Tari
perburuan, Tari perang, Tari eksorsisme. Berbagai jenis tarian di atas biasa
dilakukan dengan sebuah penharapan seperti mengharapkan datangnya hujan,
mengharapkan kesuburan tanah garapan agar hasil panen melimpah ruah,
mengharapkan hasil buruan yang akan dilakukan sukses dan mendapat binatang
buruan, dan lain sebagainya.
2.
Masa Hindu-Budha
Pada masa sejarah tepatnya setelah
masuk dan berkembangnya agama Hindu dan Budha perkembangan tari di Indonesia
juga mengalami peningkatan. Selain digunakan sebagai metode pemujaan biasanya
tarian pada masa Hindu-Budha juga kerap disajikan dalam mengajarkan nilai-nilai
kehidupan dalam bermasyarakat. Adapun contoh tarian pada masa kebudayaan
Hindu-Budha antara lain sebagai berikut Tari Topeng Panji, Tari Wayang Wong, Sendratari
Ramayana, Sendratari Mahabharata. Beberapa contoh di atas merupakan hasil
kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia yang hingga kini masih terjaga kelestarian
nya.
3.
Masa Islam
Pada masa masuk dan berkembangnya
islam di nusantara perkembangan seni tari di Indonesia memang
sedikit banyak mengalami perubahan meskipun tidak secara signifikan.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa ajaran islam berkembang secara
santun dan pelan tapi pasti, demikian pula para ulama dalam mendekati para
seniman tari.
Meskipun pada ajaran islam tarian tidak dikenal sebagai ajaran agama namun dalam usaha memperkenalkan islam pada masyarakat nusantara para seniman perlahan mengganti kisah cerita yang terdapat pada berbagai jenis tarian menjadi kisah islami. Ajaran agama islam kerap pula diselipkan dalam pertunjukan tari di berbagai daerah.
Meskipun pada ajaran islam tarian tidak dikenal sebagai ajaran agama namun dalam usaha memperkenalkan islam pada masyarakat nusantara para seniman perlahan mengganti kisah cerita yang terdapat pada berbagai jenis tarian menjadi kisah islami. Ajaran agama islam kerap pula diselipkan dalam pertunjukan tari di berbagai daerah.
Selain hal tersebut di atas, pada
masa islam kostum dan busana yang dikenakan oleh penari perlahan dimodifikasi
agar lebih tertutup dan meminimalisir tampaknya aurat para penarinya. Sebagian
lagi syair dan musik pengiring ada pula yang diganti lebih islami. Adapun
contoh tarian pada masa perkemangan islam di Indonesia ialah Tari Saman dan Tari Zapin.Kedua tari tersebut
merupakan jenis tarian yang mengalami beberapa perubahan dalam pertunjukan nya
seperti alat musik pengiring yang diganti dengan alat musik khas Persia seperti
rebana. Syair yang terdapat dalam lagu pengiring juga ada yang dikolaborasikan
menggunakan syair dalam bahasa arab.
4.
Masa Kemerdekaan Hingga Saat Ini
Setelah mengalami kevakuman pada
masa penjajahan dunia seni Indonesia khususnya seni tari kembali cerah
pada masa kemerdekaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya seniman tari
bermunculan untuk unjuk diri. Kreatifitas-kreatifitas tak terbatas membuat
jenis kesenian yang mengutamakan gerak tubuh ini berkembang cukup cepat.
Pada masa kemerdekaan seni tari tak
lagi sekedar ditampilkan sebagai ritual adat dan keagamaan semata melainkan
keberadaannya telah meluas sebagai hiburan masyarakat dalam berbagai acara baik
acara formal maupun non formal.Modifikasi tari klasik yang dikenal dari masa prasejarah
kemudian menciptakan inovasi baru yang kini akrab disebut sebagai seni tari
modern atau gaya baru. Demikian alur pasang surut seni tari dari
masa prasejarah hingga sekarang. Semoga catatan singkat ini dapat bermanfaat
dalam belajar seni dan budaya Indonesia dan dapat dijadikan sebagai referensi
baik dalam membuat tugas, makalah, artikel, dan lain sebagainya. Jangan
lupa komentar dan tanggapan kamu di kotak komentar pada akhir halaman perkembangan
seni tari di Indonesia ini.
B.
PERKEMBANGAN SENI MUSIK DI INDONESIA
Berbicara
mengenai musik pastinya terdapat perbedaan di setiap zamannya . Semakin banyak
genre musik di zaman modern ini dibandingkan pada music zaman dahulu apalagi
dengan dibantunya teknologi yang berkembang sangat pesat . Mengingat perkembangan
musik zaman dahulu di Indonesia jumlahnya belum terlalu banyak tapi dari masa
ke masa dengan digandrungi beberapa kondisi baik social maupun politik pada
masa dahulu dapat mempengaruhi warna-warni musik Indonesia.
Genre
musik pada zaman dahulu diindonesia yaitu Orkes Keroncong yang dibawa oleh
budaya Tiongkok ada tahun 1900-an kemudian Lenso pada tahun 1964 , Rock
Psikedelik pada masa orde lama dan Pop Kreatif di masa 80-an. Mulai
Dekade selanjutnya, genre music makin melesat Pop semakin meroket dan munculnya
genre baru yaitu musik elektronika atau music yang dibuat melalui teknologi
computer dan masuknya budaya barat seperti Electo Dance Music , Trap , Dubstep
, Tropical & Progressive Dance Music yang hingga saat ini selalu digemari
banyak remaja diindonesia.
Salah
satu musisi legendaris Indonesia yang terkenal dengan lagu-lagunya di era-70an
seperti Bujangan , Muda-Mudi , Kembali ke Jakarta yaitu Koesroyo Koeswoyo
pemain bass dan backing vocal Koes Plus serta Koes Bersaudara. Lagu-lagunya
kini masih popular dan masih diperdengarkan banyak orang diseluruh Indonesia ,
24 album telah diliris. “Musik di zaman dahulu itu yang bermain orang bukan
musik , orang yang main musik bukan musik yang mainin orang” jawab beliau. Kita
harus berlomba-lomba untuk menunjukan kemampuan dalam bermusik karena diera
digital ini siapapun bisa menghasilkan musik . Tapi dengan hal tersebut tidak
ada nada jiwannya karena yang bermain alat bukan kita yang bermain music.
Tentunya
music dizaman dahulu dan zaman sekarang sudah berkembang mengikuti tren. Zaman
dahulu orang ingin bermain music begitu susah karena alat-alat yang digunakan
seadanya. Namun pada zaman modern ini music begitu mudah dimainkan , siapa pun
bisa membuat dan memainkan musik apalagi dibantu dengan perkembangan teknologi
yang maju setiap tahunnya.
Berbagai aliran
musik masuk ke dunia industri musik di Indonesia saat ini. Karena terlalu
banyaknya aliran musik yang masuk, membuat masyarakat yang mengkonsumsi musik
tersebut menjadi salah menempatkan mana musik atau lagu yang layak untuk
anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Anak-anak di zaman globalisasi sekarang
lebih sering mendengar lagu oplosan (dangdut) atau lagu bertema percintaan yang
lebih selayaknya dikonsumsi oleh remaja dan dewasa. Jika dulu lagu anak-anak
masih banyak, namun sekarang, secara lambat laun lagu anak-anak semakin hilang.
Banyak ank-anak jika diminta untuk menyanyikan sebuah lagu, maka mereka akan
menyanyikan lagu bertema percintaan. Hal ini mengakibatkan orang tua semakin
khawatir dengan masa kanak-kanak dari anak mereka. Beberapa musisi tanah air
beranggapan musik di Indonesia semakin tidak jelas, tapi beberapa yang lain
menganggap music di Indonesia dapat meramaikan industry musik yang sedang tren saat
ini.
Musik merupakan
salah satu media seni yang mencerminkan budaya masyarakat yang menganutnya.
Kata "seni" berasal dari kata "sani" yang artinya
"Jiwa Yang Luhur / Ketulusan jiwa". Dalam bahasa Inggris dengan
istilah "ART" (artivisial) yang artinya adalah barang atau karya dari
sebuah kegiatan. Nilai seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya
budaya dan kehidupan dari masyarakat yang dinamis. Jadi Seni akan selalu
berubah-ubah seiring dengan manusia yang selalu mencipta karya baru.
Sejarah perkembangan music Indonesia
a. Pada Era Tahun
70-an
Koes Bersaudara adalah rajanya pada masa
ini. Lagu-lagunya banyak mencapai Hits dan Koes bersaudara mendapat julukan
sebagai The Beatlles-nya Indonesia. Setelah Toni Koeswoyo memilih bersolo karir
posisinya di ganti Murry, dan kemudian kata 'bersaudara' diganti menjadi
'Plus'. Ini di karenakan Murry bukan berasal dari keluarga Koeswoyo. Koes Plus
beberapa kali dicekal dan masuk penjara karena membuat beberapa lagu dengan
menggunakan lirik berbahasa asing. Menurut pemerintahan Soekarno ini tidak
mencerminkan watak Nasionalisme dan bisa membahayakan penggunaan bahasa
Indonesia pada era ini. Beberapa lagu koes Plus yang berbahasa asing sampai
sekarang masih enak terdengar, diantaranya lagu yang berjudul ' Why do u love
me'. Selain Koes Plus nama lain yang ikut meramaikan musik Indonesia juga
lumayan banyak. Ditambah Musik dangdut adalah salah satu genre yang paling
digemari kawula muda saat itu. Salah satu lagu terpopuler adalah Boneka dari
India. Kemudian muncul juga Rhoma Irama yang dikenal sebagai raja dangdut yang
begitu fenomenal dengan karyanya yang begitu disukai oleh masyarakat.
Musik Indonesia atau yang disebut musik Nusantara merupakan
semua musik yang berkembang di Nusantara ini, yang mencerminkan atau
menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam segi bahasa maupun gaya melodinya.
Musik Nusantara sendiri terdiri dari musik tradisi daerah, musik keroncong,
musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan, dan musik pop.
Terdapat tahapan- tahapan dalam perkembangan musik Indonesia (nusantara), yaitu
:
1. Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia
juga membawa pengaruh besar dalam perkembangan musik Indonesia. Para pendatang
ini juga memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka. Seperti biola,
cello (selo), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun membawa sistem
solmisasi dalam berbagai karya lagu.Pada masa inilah Indonesia mengalami
perkembangan musik modern. Pada masa ini para musisi Indonesia menciptakan
sajian musik berupa perpaduan musik barat dengan musik Indonesia. Sajian musik
itu kemudian dikenal sebagai musik keroncong.
2.
Masa Kini
Seiring dengan masuknya media
elektronik ke Indonesia, masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti Pop,
Jazz, Blues, Rock, R&B dan musik- musik negeri India yang banyak
diperkenalkan melalui film-filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan
musik asing dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik
melayu yang kemudian menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai
musisi Indonesia yang beraliran Pop, Jazz, Blues, Rock, dan R&B. Berkembang
pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik
barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik
etnis.
b. Pada era tahun 80-an
Jenis lagu yang mendominasi adalah lagu pop
yang mendayu-dayu, dengan bertempo lambat dan cenderung berkesan cengeng. Rinto
Harahap, Pance Pondaaq, Aryanto, dan Obbie Mesakh adalah nama-nama pencipta
lagu yang cukup produktif di era ini. Di era inilah masanya lagu patah hati dan
balada. Nama-nama seperti Nia Daniaty, Betharia Sonata, Ratih Purwasih, Iis
Sugianto, adalah beberapa nama yang penyanyi yang bersenandung lagu-lagu sedih.
Nama seperti Ebiet G Ade, Franky and Jane, dan Chrisye sangat familiar juga waktu
itu. Di era ini musik rock juga sempat berjaya meski hanya sebentar. Beberapa
nama seperti, Ikang Fauzy, Nicky Astria, Gito Rollies, dan beberapa group rock
seperti Goodbles yang kemudian berubah menjadi GONG 2000 sempat berkibar. Nicky
Astria bahkan manjadi ikon Rocker cewek Indonesia setelah era-nya Euis Darliah.
c. Pada era tahun
90-an
Setelah Menteri Harmoko melakukan
pelarangan terhadap musik patah hati dan balada, akhirnya aliran musik cengeng
ini menjadi surut dan musik pop Indonesia seperti kehilangan arah. Dampak
positifnya musik dangdut menjadi lebih hidup dan meriah. Bahkan banyak dari
para penyanyi yang tadinya beraliran pop dan rock beralih ke dangdut dan
kemudian tercipta jenis musik baru yaitu pop dangdut. Misalnya Jefry Bule, Doel
Sumbang, Ahmad Albar dan Obbie Mesakh sukses menciptakan lagu 'mobil dan
Bensin' yang dinyanyikan santa Hokki. Group-group musik baru pun mulai
bermunculan di akhir era ini (tepatnya di 90-an awal) seperti; Dewa 19, Slank,
Boomerang, Vodoo, dan masih banyak lagi grup-grup musik rock lainnya.
Ketika musik di Indonesia semakin redup,
disaat yang bersamaan masuklah Ami Search, musisi dari negeri jiran, Malaysia
dengan lagunya ' Isabela' dan langsung menjadi hits. Lagu Isabela
inilah yang menjadi lokomotif bagi musisi dan lagu-lagu malaysia lainnya untuk
membanjiri pasaran musik Indonesia. Beberapa nama yang menjadi terkenal
kemudian adalah Salim Iklim, Ella, Nora, dan lainnya. Dan muncullah trend musik
baru yaitu "POP ROCK". Nama seperti, Dedy Dores, Nike Ardilla,
Inka Christy, Nafa Urbach, Trio Libels dan masih banyak lagi menyanyikan lagu
ini. Beberapa nama baru muncul di dunia rekaman Indonesia, ada Kahitna, Java
Jive, Krisdayanti, Jingga. Di Akhir tahun 90-an, Sheila on7 membuat gebrakan
baru, lagunya yang berjudul ' Dan' jadi hits bahkan lagu
lainnya yang berjudul 'kita' seakan jadi menjadi rajanya saat itu.
d. Di era 2000-an,
Selera masyarakat lebih ke grup-grup musik dibandingkan
dengan penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo yang sempat berjaya
perlahan redup di masa itu, hanya beberapa saja yang sanggup bertahan, seperti
Krisdayanti, Chrisye, Titi Dj, dan Glen. Selebihnya musik di dominasi oleh
grup-grup musik yang makin ramai oleh para pendatang baru. Muncul grup band dan
grup vocal seperti Peterpan, Ungu, Dewa, Gigi,Ten 2 Five, Maliq D Esential,
Samson, Nidji, dan Radja seakan mendominasi ruang musik Indonesia. Walaupun
tidak menjadi seberhasil grup-grup tersebut, beberapa penyanyi sola baru juga
muncul pada era ini seperti Tompi, Rio Febrian, Resa Herlambang, Bunga C
Lestari, Shanty, Dewi Sandra. Era ini menjadi era emasnya musik Indonesia
ditengah menciutnya dunia industri musik di dunia internasional. Musik
Indonesia malah berjaya bahkan sampai ke negeri tetangga.
e. Memasuki Tahun
2004,
Perkembangan musik
Indonesia muncul dengan aliran musik Melayu. Pada saat itu pun lagu-lagu
beraliran melayu mulai bermunculan dan banyak juga Band-band beraliran melayu
muncul seperti ST12, Dbagindas, Kangen Band, Wali, Gama 1, dan lainnya. Musik
dengan aliran melayu tren-nya saat itu dan sangat digemari
masyarakat Indonesia.
f. Memasuki tahun 2010
Perkembangan musik Indonesia mulai dimasuki
dengan aliran baru yaitu aliran pop-dance/electro yang dibawakan oleh Boyband
bahkan Girlband baru. Pada saat itu Boynand dan Girlband pun disukai masyarakat
Indonesia hingga sekarang. Seperti SM*SH, dan juga era 2013-an munculnya Max5,
Hitz, XO-IX dan lainnya. Serta Girlband Cherry Belle, 7 Icons, Super Girlies
dan lainnya. Hal ini mulai didukung mulai merambatnya aliran musik dari negara
ginseng, Korea Selatan, yang dipenuhi oleh Boyband dan Girlband.
g. Pada awal tahun
2014
Indonesia diguncangkan dengan lagu-lagu yang beraliran
Dangdut koplo, dengan berbagai macam lagu dangdut bermunculan ada yang
mengandung sensualitas dan ada juga tentang percintaan. Dangdut mulai kembali
di sukai oleh masyarakat tak lepas dari munculnya acara YKS, dan acara
Sejenisnya. Yang memasukan lagu dangdut di dalam setiap segmennya dengan
aransemen yang baru. Namun pada era ini cukup meresahkan, karena berkurangnya
nilai dari musik Indonesia yang diakibatkan oleh penampilan yang cukup terbuka
dan aksi panggung dengan tarian-tarian yang menggoda dari penyanyi-penyanyi
Dangdut Koplo. Lagu dangdut yang bersifat seperti itu tidak mendidik dan kurang
berkualitas. Terkesan asal jadi, yang terpenting menghasilkan keuntungan saja.
h. Pada tahun 2015
hingga sekarang,
musik di Indonesia kembali dirajai oleh aliran musik dari
Korea Selatan. Hal ini diakibatkan karena semakin seringnya Boyband dan
Girlband asal negara ginseng tersebut melakukan konser di Indonesia. Ditambah
dengan beberapa kalinya musisi Indonesia melakukan kolaborasi dengan musisi
dari Korea Selatan tersebut. Hingga munculnya istilah ‘KPOP LOVERS’ yakni
orang-orang yang sangat menyukai lagu maupun musik pop dari Korea Selatan,
seperti Super Junior, Girls Generation, SISTAR, dan lain-lain. Pada era ini
muncul Boyband dan Girlband muda seperti BLINK, Coboy Junior yang kini berubah
nama menjadi CJR. Ada juga S4 dan S.O.S, Boyband dan Girlband dengan member
orang Indonesia namun asuhan dari manajemen Indonesia yang bekerja sama dengan
salah satu manajemen Korea Selatan. Kedua band tersebut menjadi icon yang
mencerminkan kerjasama antara industri musik Indonesia dan Korea Selatan.
Hingga diakhir tahun 2015, muncul aliran musik R&B dari penyanyi Vidi
aldiano, Isyana Sarasvati yang saat ini menjadi penyanyi wanita solo yang
sangat digemari oleh masyarakat dengan lagu-lagunya yang berjudul ‘Tetap Dalam
Jiwa’ dan ‘Kau Adalah’ yang berkolaborasi dengan Rayi dari RUN.
C
PERKEMBANGAN SENI RUPA DI INDONESIA
Periode
perkembangan seni rupa antara lain :
1.
Periode perintis (1826-1880)
Perkembangannya
diawali oleh pelukis Raden Saleh. Berkat pengalamannya belajar
menggambar dan melukis di luar negeri seperti di Belanda, Jerman, Perancis, dia
dapat merintis kemunculan seni rupa modern di Indonesia. Corak lukisannya beraliran
romantis dan naturalis. Aliran romantisnya menampilkan karya-karya yang
berceritera dahsyat, penuh kegetiran seperti tentang perkelahian dengan
binatang buas. Gaya naturalisnya sangat jelas nampak dalam melukis potret.
2.
Periode Indonesia jelita
Masa ini
merupakan kelanjutan dari masa perintisan setelah pakum beberapa saat karena
meninggalnya Raden Saleh. Kemudian munculah seniman Abdullah Surio Subroto dan diikuti
oleh anak-anaknya, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah, dan Trijoto Abdullah.
Pelukis-pelukis Indonesia yang lain seperti Pirngadie, Henk Ngantung, Suyono, Suharyo, dan Wakidi. Masa ini disebut dengan masa
Indonesia jelita karena pelukisnya melukiskan tentang kemolekan/keindahan objek
alam. Pelukis hanya mengandalkan teknik dan bahan saja. Karya Abdullah SR.
3.
Periode PERSAGI
Pada masa
ini di Indonesia sedang
terjadi pergolakan. Bangsa Indonesia berjuang untuk mendapatkan hak yang
sejajar dengan bangsa-bangsa lain, terutama hak untuk merdeka dari penjajahan
asing. Pergolakan di segala bidang pun terjadi, seperti dalam bidang kesenian
yang berusaha mencari ciri khas Indonesia. Pelopor masa ini yang dikenal
memilki semangat tinggi adalah S. Sdjojono. Dia tidak puas dengan kehidupan seni rupa jelita yang serba indah, karena
dianggap bertolak belakang dengan kejadian yang melanda bangsa Indonesia.
Sebagai langkah perjuangannya, S. Sudjojono dan Agus Jayasuminta bersama
kawan-kawannya mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia).
Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni lukis di Indonesia dengan mencari
corak Indonesia asli. Konsep persagi itu sendiri adalah semangat dan
keberanian, bukan sekadar kecakapan melukis melainkan melukis dengan tumpahan
jiwa. Karya-karya S. Sudjojono.
4.
Periode pendudukan Jepang
Kegiatan
melukis pada masa ini dilakukan dalam kelompok Keimin Bunka Shidoso. Tujuannya
adalah untuk propaganda pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya. Kelompok ini
didirikan oleh tentara Dai Nippon dan diawasi oleh seniman Indonesia, Agus
Jayasuminta, Otto Jaya, Subanto, Trubus, Henk Ngantung, dll. Untuk kelompok
asli Indonesia berdiri kelompok PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang
mendirikan kelompok ini adalah tokoh empat serangkai yaitu Ir. Sukarno, Moh.
Hatta, KH. Dewantara dan KH. Mas Mansyur. Khusus yang menangani bidang seni
lukis adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang ikut bergabung dalam Putra
diantaranya Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi, dll. Pada masa ini para
seniman memiliki kesempatan untuk berpameran, seperti pameran karya dari Basuki Abdullah, Affandi, Nyoman Ngedon, Hendra Gunawan, Henk Ngantung, Otto Jaya,
dan lain-lain.
5.
Periode pasca-kemerdekaan
Setelah
Indonesia merdeka bermunculanlah kelompok-kelompok seniman lukis Indonesia,
diantaranya:
- Sanggar Masyarakat (1946) dipimpin Affandi, kemudian diganti nama menjadi SIM (Seniman Indonesia Muda) yang dipimpin oleh S. Sudjojono;
- Pelukis Rakyat (1947), Affandi dan Hendra Gunawan keluar dari SIM dan mendirikan Pelukis Rakyat dipimpin oleh Affandi;
- Perkumpulan Prabangkara (1948);
- ASRI (Akademi seni rupa (1948), tokoh-tokoh pendirinya RJ. Katamsi, S.Sudjojono,Hendra Gunawan, Jayengasmoro, Kusnadi dan Sindusisworo;
- Tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarya, Mochtar Apin, Ahmad Sadali, Sujoko, Edi Karta Subarna;
- Tahun 1955, berdiri Yin Hua oleh Lee Man Fong ( perkumpulan pelukis Indonesia keturunan Tionghoa);
- Tahun 1958, berdiri Yayasan seni dan desain Indonesia oleh Gaos Harjasumantri.
- Tahun 1959, berdiri Organisasi Seniman Indonesia oleh Nashar.
6.
Periode akademi (1950)
Pengembangan
seni rupa melalui
pendidikan formal. Lembaga pendidikan yang bernama ASRI yang berdiri tahun 1948 kemudiaan secara formal tahun 1950 lembaga tersebut mulai membuat rumusan-rumusan untuk
mencetak seniman-seniman dan calon guru gambar. Pada tahun 1959 di Bandung dibuka jurusan seni rupaInstitut Teknologi Bandung (ITB),
kemudian dibuka pula jurusan seni rupa di semua Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (IKIP) diseluruh Indonesia.
7.
Periode seni rupa baru
Pada sekitar
tahun 1974 muncul kelompok baru dalam seni lukis. Kelompok ini
menampilkan corak baru dalam seni lukis Indonesia yang membebaskan diri dari
batasan-batasan seni rupa yang telah ada. Seniman muda yang
mempelopori kelompok ini adalah Jim Supangkat, S. Prinka, Dee Eri Supria. Konsep
kelompok ini adalah:
- Tidak membedakan disiplin seni;
- Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni;
- Mendambakan kreatifitas baru;
- Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan;
- Bersifat eksperimental.
D
PERKEMBANGAN SENI TEATER DI INDONESIA
Tradisi teater sudah ada sejak dulu dalam masyarakat
Indonesia. Hal ini terbukti dengan sudah adanya teater tradisional di seluruh
wilayah tanah air. Fungsi teater pada saat itu adalah sebagai:
1. pemanggil kekuatan gaib,
2. menjemput roh pelindung untuk hadir di tempat pertunjukan,
3. memanggil roh baik untuk mengusir roh jahat,
4. peringatan nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan/kepahlawanan,
5. pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat hidup seseorang, dan
6. pelengkap upacara untukk saat tertentu dalam siklus waktu.
1. pemanggil kekuatan gaib,
2. menjemput roh pelindung untuk hadir di tempat pertunjukan,
3. memanggil roh baik untuk mengusir roh jahat,
4. peringatan nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan/kepahlawanan,
5. pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat hidup seseorang, dan
6. pelengkap upacara untukk saat tertentu dalam siklus waktu.
1.
Teater Rakyat (tradisional)
Teater tradisional atau Teater Rakyat, lahir di tengah-tengah rakyat dan masih menunjukkan kaitan dengan upacara adat dan keagamaan. Artinya pertunjukan hanya dilaksanakan dalam kaitan dengan upacara tertentu, seperti khitanan, perkawinan, selamatan dan sebagainya. Yang menanggung semua pembiayaan adalah yang punya hajat dan dapat ditonton gratis oleh undangan dan masyarakat. Tempat pertunjukan dapat dimana saja; halaman rumah, kebun, balai desa, tanah lapang dan seterusnya. Contoh-contoh teater rakyat adalah sebagai berikut:
1) Makyong dan Mendu di daerah Riau dan Kalimantan Barat,
2) Randai dan Bakaba di Sumatera Barat,
3) Mamanda dan Bapandung di Kalimantan Selatan,
4) Arja, Topeng Prembon, dan Cepung di Bali,
5) Ubrug, Banjet, Longser, Topeng Cirebon, Tarling, dan Ketuk Tilu di Jawa Barat,
6) Ketoprak, Srandul, Jemblung, Gatoloco di Jawa Tengah,
7) Kentrung, Ludruk, Ketoprak, Topeng Dalang, Reyog, dan Jemblung di Jawa Timur,
8) Cekepung di Lombok,
9) Dermuluk di Sumatera Selatan dan Sinlirik di Sulawesi Selatan,
10) Lenong, Blantek, dan Topeng Betawi di Jakarta dan sebagainya,
11) Randai di Sumatera Barat.
Teater tradisional atau Teater Rakyat, lahir di tengah-tengah rakyat dan masih menunjukkan kaitan dengan upacara adat dan keagamaan. Artinya pertunjukan hanya dilaksanakan dalam kaitan dengan upacara tertentu, seperti khitanan, perkawinan, selamatan dan sebagainya. Yang menanggung semua pembiayaan adalah yang punya hajat dan dapat ditonton gratis oleh undangan dan masyarakat. Tempat pertunjukan dapat dimana saja; halaman rumah, kebun, balai desa, tanah lapang dan seterusnya. Contoh-contoh teater rakyat adalah sebagai berikut:
1) Makyong dan Mendu di daerah Riau dan Kalimantan Barat,
2) Randai dan Bakaba di Sumatera Barat,
3) Mamanda dan Bapandung di Kalimantan Selatan,
4) Arja, Topeng Prembon, dan Cepung di Bali,
5) Ubrug, Banjet, Longser, Topeng Cirebon, Tarling, dan Ketuk Tilu di Jawa Barat,
6) Ketoprak, Srandul, Jemblung, Gatoloco di Jawa Tengah,
7) Kentrung, Ludruk, Ketoprak, Topeng Dalang, Reyog, dan Jemblung di Jawa Timur,
8) Cekepung di Lombok,
9) Dermuluk di Sumatera Selatan dan Sinlirik di Sulawesi Selatan,
10) Lenong, Blantek, dan Topeng Betawi di Jakarta dan sebagainya,
11) Randai di Sumatera Barat.
2.
Teater Klasik (keraton)
Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan. Sifat feodalistik tampak dalam jenis teater ini. Para seniman dihidupi oleh raja dengan menjadi pegawai kerajaan yang mendapat tugas religius dan tugas mengangkat kebesaran atau kemuliaan sang raja. Contohnya Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Golek, dan Langendriya. Ceritanya statis, tetapi memiliki daya tarik berkat kreatifitas dalang atau pelaku teater tersebut dalam menghidupkan lakon.
Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan. Sifat feodalistik tampak dalam jenis teater ini. Para seniman dihidupi oleh raja dengan menjadi pegawai kerajaan yang mendapat tugas religius dan tugas mengangkat kebesaran atau kemuliaan sang raja. Contohnya Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Golek, dan Langendriya. Ceritanya statis, tetapi memiliki daya tarik berkat kreatifitas dalang atau pelaku teater tersebut dalam menghidupkan lakon.
3.
Teater Modern
Teater modern merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater Barat. Jenis teater seperti Komedi Stambul, Sandiwara Dardanela, Sandiwara Srimulat, dan sebagainya merupakan contoh teater modern. Dalam Srimulat sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan Ludruk atau Ketoprak, jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor, dan properti lain menggunakan teknik Barat.
Dari contoh-contoh di atas, nyatalah bahwa teater sudah membudaya dalam kehidupan bangsa kita. Dalam teater, penonton tidak hanya disuguhi pengetahuan tentang baik/buruk, dan indah/jelek, tetapi ikut menyikapi dan melihat action. Kalau mungkin, jika siswa-siswa berteater, mereka melaksanakan tiga matra tujuan mengajar menurut Bloom, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebab itulah penggunaan teater dalam media pendidikan semakin populer.
Teater modern merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater Barat. Jenis teater seperti Komedi Stambul, Sandiwara Dardanela, Sandiwara Srimulat, dan sebagainya merupakan contoh teater modern. Dalam Srimulat sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan Ludruk atau Ketoprak, jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor, dan properti lain menggunakan teknik Barat.
Dari contoh-contoh di atas, nyatalah bahwa teater sudah membudaya dalam kehidupan bangsa kita. Dalam teater, penonton tidak hanya disuguhi pengetahuan tentang baik/buruk, dan indah/jelek, tetapi ikut menyikapi dan melihat action. Kalau mungkin, jika siswa-siswa berteater, mereka melaksanakan tiga matra tujuan mengajar menurut Bloom, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebab itulah penggunaan teater dalam media pendidikan semakin populer.
Menurut
Sumardjo (2004:101) periodisasi teater modern adalah:
1. Masa perintisan (1885-1925)
a. teater bangsawan (1885-1902)
b. teater stamboel (1891-1906)
c. teater opera (1906-1925)
2. Masa kebangkitan (1925-1941)
a. teater Miss Riboet’s Oreon (1925)
b. teater Dardanela opera (1926-1934)
c. Awal teater modern di Indonesia (1926)
3. Masa perkembangan (1942-1970)
a. Teater zaman Jepang
b. Teater tahun 1950-an
c. Teater tahun 1960-an
4. Masa Teater mutakhir (1970-1980-an)
Akhir-akhir ini banyak keluhan karena bengkrutnya group-group teater tradisional. Di zaman modern ini para pengelola group kesenian dituntut kemampuan yang lebih canggih, tidak hanya kemampuan dalam bidang kesenian atau penyutradaraan. Kemampuan manajemen perusahaan, kemampuan pemasaran, kemampuan psikologi massa untuk membaca selera penonton sangat diperlukan. Seniman-seniman teater tradisional kini juga sudah semakin sedikit jumlahnya karena ditinggalkan oleh mereka yang senior. Nama-nama besar seperti Cokro Jiyo, Markuat, Atmonadi, Basiyo, Narto Sabdo, dan sebagainya kini telah tiada. Siswo Budoyo dengan Siswondo dan Jusuf Agil juga mengalami kehancuran karena dua tokoh itu telah tiada.
1. Masa perintisan (1885-1925)
a. teater bangsawan (1885-1902)
b. teater stamboel (1891-1906)
c. teater opera (1906-1925)
2. Masa kebangkitan (1925-1941)
a. teater Miss Riboet’s Oreon (1925)
b. teater Dardanela opera (1926-1934)
c. Awal teater modern di Indonesia (1926)
3. Masa perkembangan (1942-1970)
a. Teater zaman Jepang
b. Teater tahun 1950-an
c. Teater tahun 1960-an
4. Masa Teater mutakhir (1970-1980-an)
Akhir-akhir ini banyak keluhan karena bengkrutnya group-group teater tradisional. Di zaman modern ini para pengelola group kesenian dituntut kemampuan yang lebih canggih, tidak hanya kemampuan dalam bidang kesenian atau penyutradaraan. Kemampuan manajemen perusahaan, kemampuan pemasaran, kemampuan psikologi massa untuk membaca selera penonton sangat diperlukan. Seniman-seniman teater tradisional kini juga sudah semakin sedikit jumlahnya karena ditinggalkan oleh mereka yang senior. Nama-nama besar seperti Cokro Jiyo, Markuat, Atmonadi, Basiyo, Narto Sabdo, dan sebagainya kini telah tiada. Siswo Budoyo dengan Siswondo dan Jusuf Agil juga mengalami kehancuran karena dua tokoh itu telah tiada.
Kini
kita berpaling ke drama-drama modern yang menggunakan naskah. Kiranya sukses
drama tradisional dalam kemandiriannya tidak dapat diwarisi oleh grup-grup
drama modern. Walaupun begitu kehadiran mereka dalam khasanah sastra Indonesia
merupakan fenomena yang tidak dapat dilupakan. Kita kenal nama-nama besar
seperti Bengkel Teater, Teater Populer, Teater Starka, Teater Alam, dan
sebagainya. Profesionalisme dalam berkesenian belum cukup untuk menjawab
tantangan jaman. Dibutuhkan pengelola keuangan dan organisator yang mampu
memanjangkan nafas hidup group-group teater modern. Paling tidak teater modern
membutuhkan impresario atau tokoh semacam itu.
Di
berbagai kota, banyak dramawan-dramawan muda yang masih memiliki idealisme
tinggi meneruskan kegiatan berteater meskipun secara finansial tidak menjajikan
perbaikan nasib. Di Surakarta, kehidupan Taman Budaya Surakarta (TBS) dimotori
oleh dramawan-dramawan muda, seperti Hanindrawan, Sosiawan Leak, dan
dramawan-dramawan muda dari 9 fakultas di UNS, serta dari perguruan tinggi lain
di Surakarta.
BAB VI
KRITIK SENI
A. KRITIK SENI TARI
1. Pengertian kritik tari
Istilah kritik itu berasal dari
bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata krites (kata benda) yang bersumber dari
kata “Kriterion” yaitu kriteria, sehingga kata itu diartikan sebagai kriteria
atau dasar penilaian. Dengan demikian kita memberikan kritik itu harus memiliki
dasar kriteria sebagai acuan. Kritik tari diperlukan oleh koreografer sebagai
bagian dari sebuah evaluasi untuk meningkatkan kualitas kreativitas
koreografinya, karena kritik adalah tanda penghargaan audiens terhadap proses
kreatifnya.
Tujuan utama dari kritik adalah
meningkatkan pengertian dan kenikmatan yang diberikan oleh karya seni, melalui
pengkajian (penelaahan) yang mendalam tentang sebab-sebab kenikmatan dirasakan
oleh nikmat karya seni. Seorang kritikus tari akan memberikan pandangan yang
rinci disertai argumen cerdas dalam mengevaluasi karya tari, memberikan
pemahaman kepada masyarakat umum mengenai nilai-nilai estetis yang ada pada
sebuah karya. Dengan demikian kritik yang baik bersifat membangun, memberi
evaluasi sekaligus memberi motivasi.
Pengertian kritik menurut beberapa tokoh antara lain :
Pengertian kritik menurut beberapa tokoh antara lain :
- R. C. Kwant dalam bukunya “Mens en Kritiek” (Manusia dan Kritik) mengartikan, Kritik adalah penilaian atas kenyataan yang dihadapi dalm sorotan norma atau kritik adalah penilaian atas nilai yang intesubjektif (Sudarminto, 1884).
- William Henry Hudson dalam bukunya An Introduction to The Study of Literature menyebutkan “Kritik dalam arti yang tajam adalah penghakiman”
Kritik
tari sebuah disiplin kritik memiliki pengertian tidak jauh berbada dengan
pengertian kritik pada umumnya. Beberapa ahli telah mendeskripsikan pengertian
kritik sebagai berikut :
- Edi Sedyawati, bahwa kritik menjadi bagian yang tumbuh secara beriringan untuk meningkatkan proses kreatif. Artinya kritik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas karya tari (koreogafi). Edy Sedyawati memahami kritik tari sebagai sebuah upaya yang mengarahkan disiplin kritik untuk memberikan motivasi, rangsangan, dan sekaligus sebagai sarana meningkatkan mutu koreogrfi.
- Bagong Kussudiardjo, sebagai berikut Kritik tari adalah memberikan jalan untuk lebih lancer memajukan serta meningkatkan nilai seninya, juga mengingatkan kesalahan yang dibuat oleh seorang penari, pencipta tari, dan ahlil tari.
- Pendapat yang lain dapat disimak dari pendangan Edmund Burke Feldman dalam bukunya: Art as image and Ide. Tujuan utama dari kritik adalah meningkatkan pengertian dan kenikmatan yang diberikan oleh karya seni, melalui pengkajian (penelaahan) yang mendalam tentang sebab-sebab kenikmatan dirasakan oleh nikmat karya seni.
- Pengalaman estetik Stolnitz (1966) yang dikutip oleh HB Sutopo sebagai berikut kritik seharusnnya berupa aktivitas evaluasi yang memandang seni sebagai objek untuk pengalaman estetik. Pengalaman tersebut dihasilkan lewat kajian teliti atas kerya seni.
- Pandangan Flaccus (1981) yang merumuskan kritik sebagai sebuah studi rinci dan apresiatif tentang kerya seni. Dari pendangan ini, di satu sisi kritik merupakan keyakinan dan semangat yuang lebih besar dari logika seorang pencinta seni yang berusaha mendukung karya, sedang di sisi lain ia meruapakan analisis cendikia dan teliti atas kerya seni disertai berbagai tafsir dengan alasan-alasannya
- S.D. Humardani memahami kritik sebagai sebuah penelitian mengenai bermacam-macam gejala dari berbagai sudut terhadap kerya atau kekaryaan seni dalam kehidupan seni. Usaha sebuah kritik adalah membuka jalan untuk memahami dan menentukan, atau mendudukan mana yang seharusnya terjadi dalam penyajian sebuah kerya seni secara bertanggung jawab.
2. Jenis kritik tari
a.
Kritik
jurnalistikTipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan maalah.
Tujuannya memberikan informasi tentang berbagai peristiwa dalam dunia kesenian.
b.
Kritik
pedagogikDiterapkan dalam kegiatan proses belaar mengajar di lembaga pendidikan
kesenian. Tujuannya mengembangkan bakat dan potensi artistik estetik
c.
Kritik
ilmiahPengkajian nilai seni secara meluas, mendalam, dan sistematis baik dalam
menganalisis maupun kaji banding kesejarahan critical judgment
d.
Kritik polpulerDi
tulis oleh sebagian besar penulis tidak menuntut keahlian kritis.
3. Fungsi kritik tari
Fungsi
kritik tari sangat penting dalam dunia pendidikan seni tari. Fungsi utama
kritik adalah untuk menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik
karya tari, antara penari dan penikmat tari. Komunikasi antara karya tari yang
disajikan kepada penikmat tari akan membuahkan interaksi timbal-balik antara
keduanya. Bagi penari, kritik memiliki fungsi untuk mendeteksi kelemahan,
mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan pada karya seninya. Sedangkan
bagi apresiastor atau penikmat tari, kritik tari akan membantu mereka untuk
memahami karya, meningkatkan wawasan dan pengetahuannya terhadap karya tari
yang berkualitas. Secara umum fungsi kritik tari adalah sebagai berikut.
- Mengenalkan karya tari kepada masyarakat atau media informasi bagi publik
- Media komunikasi antara seniman, kritikus dan pembaca.
- Untuk evaluasi diri bagi pencipta karya seni.
- Media peningkatan kualitas produk karya tari
Tujuan
kritik Seorang kritikus harus mempunyai cita rasa seni yang terbuka, artinya
mempunyai kapasitas menghargai kreativitas artistickyang sangat beragam.
Mengapresiasikan dengan baik karya seni yang eksis di berbagai tempat dan
zaman. Beberapa tujuan dalam kritik tari antara lain sebagai berikut.
- Memberikan laporan ulasan peristiwa pertunjukan.
- Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang dipentaskan.
- Memberikan bahan evaluasi dan masukan posistif terhadap karya seniman tari.
- Dasar evaluasi guna meningkatkan kualitas karyanya.
- Memberikan informasi tentang kelebihan dan kelemahan karya yang dibuat seniman.
- Mendorong masyarakat (penikmat) untuk mengapresiasi karya seni secara lebih baik
4. Cara menuliskan kritik tari
Kritik
tari adalah kegiatan memberikan apresiasi terhadap karya tari dengan cara
menuliskan kembali peristiwa pertunjukan seni tari yang sudah dilakukaan atau
memberikan komentar terhadap perkembangan peristiwa seni tari pada saat itu.
Isi dalam kritik tari dapat berupa deksripsi kejadian pertunjukan, komentar,
dan penilaian dari subjek yang melakukan kritik.Cara Menulis Kritik ada
beberapa tahap antara lain :
- Tahap pertama adalah menuliskan/mendeskripsikan bagian dari tari yang paling mengesankan. Bagaimana keistimewaan gerak tersebut dan bagaimana pula teman kalian melakukannya.
- Tahap kedua adalah menganalisis gerakannya dengan memberikan argumen yang jernih mengenai keunggulan maupun kelemahan tari atas dasar konsep estetis (wiraga, wirama, wirasa) serta konsep etis dari budaya penyangga tarinya.
- Tahap ketiga, adalah mengevaluasi tarinya, berarti mengemukakan sikap kalian pada tari tersebut. Apabila menurut versi kalian ada yang perlu diperbaiki tunjukkan saranmu kepada temanmu bagian gerak yang mana yang perlu diperbaiki.
Kritik
secara verbal maupun tulisan biasanya ada unsur-unsur sebagai berikut:
- Deskripsi dalam kritik tari adalah suatu penggambaran dengan kata-kata semua yang tersaji dalam karya tari yang ditampilkan. Penjelasan dasarnya tentang hal-hal yang tampak secara visual yang dapat membangun bayangan atau image bagi penikmat tari.
- Analisis formal merupakan tahapan berikutnya setelah deskripsi. Analisis formal mencoba menjelaskan objek yang dikritik dengan dukungan beberapa data yang tampak secara visual. Langkah analisis formal dilakukan dengan cara menganalisis secara visual kualitas unsur-unsurnya, dan menganalisis bagian demi bagian.
- Intepretasi adalah menafsirkan hal-hal yang terdapat di balik suatu karya tari, manfsirkan makna, pesan, atau nilai yang dikandungnya. Penafsiran dapat mengungkap hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan di balik struktur/bentuk: psikologis, latar belakang sosial budaya, gagasan,abstraksi, kepercayaan, pengalaman senimannya.
- Penilaian dalam kritik tari berdasarkan atas deskripsi, analisis formal, dan intepretasi suatu karya tari dengan data-data visual maupun penjelasan-penjelasan tambahan dari seniman. Dalam kritik seni, ukuran penilaian dapat dilakukan secara general atau non general.
Wujud
Kritik Tari
Kritik dapat diperhatikan beradarkan dari wujud pengungkapannya, yaitu setidaknya ada dua antara lain sebagai berikut.
Kritik dapat diperhatikan beradarkan dari wujud pengungkapannya, yaitu setidaknya ada dua antara lain sebagai berikut.
- Krtitik pra-predikatif, artinya kritik yang belum menemukan predikat yang kongkrit. Kritik pra-predikatif tidak dapat dikenali secara jelas, tetapi dapat dirasakan kehadirannya melalui sikap seseorang atau sekelompok orang. Kritik pra-predikatif merupakan sebuah sikap antara sadar dan tidak sadar mereaksi sesuatu dengan tindakan tertentu, seperti berdecak, atau menggaruk-garuk kepala tanda tidak setuju dengan pernyataan seseorang, dan berbagai bentuk lain. Pada intinya, kritik pra-predikatif dilontarkan dalam bentuk tindakan untuk mereaksi sesuatu, tidak terkecuali anggukan kepala tanda seseorang yang mengagumi penampilan seseorang.
- Kritik predikatif, yaitu kritik yang telah terwujud dalam media ungkap tertentu, bisa dalam bentuk wujud lisan (kritik verbal) dan kritik non-vebal, yaitu disampaikan melalui media tulis atau visual lainnya dalam setruktur tertentu.
Hasil
Pengamatan Pertunjukan Tari
Tulisan hasil pengamatan
pertunjukan tari diantaranya berisi data-data yang terdiri atas :
a. Judul / nama tarian
b. Penciptanya / koreografernya
c. Sinopsis
d. Jumlah penarinya
e. Rias dan kostum yang digunakan
f. Iringan yang digunakan ( internal/ eksternal )
g. Bentuk dan setting
panggung
h. Tata pencahayaan
i.
Lamanya
pementasan
j.
Properti
yang digunakan
k.
Keunikan-keunikan
yang dijumpai selama pertunjukan
B. KRITIK SENI MUSIK
1. Pengertian kritik seni music
Kritik
musik adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik dengan tujuan
untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki
karya tersebut. Kritik berasal berasal dari kata Yunani “Krinein” yang artinya
memisahkan, merinci. Dalam melakukan kritik musik ada obyek yang dikritik dan
ada orang yang mengkritik, yang disebut kritikus. Obyek yang dikritik dalam
musik adalah karya musik yang sedang dicermati. Karya musik itu umumnya
memiliki gagasan (keindahan) bunyi atau pesan yang ingin disampaikan oleh
penciptanya.
2. Jenis kritik seni music
Jenis
dan Pendekatan Kritik Berdasarkan prosedur atau landasan kerja, jenis atau tipe
kritik seni terdiri dari:
a.
Kritik Jurnalistik. Kritik ini isinya mengandung aspek
pemberitaan. Tujuannya memberikan informasi tentang berbagai peristiwa musik,
baik pertunjukan maupun rekaman. Biasanya ditulis dengan ringkas karena untuk
keperluan surat kabar atau majalah. Sem C. Bangun menyatakan, bahwa “kewajiban
seorang kirtikus jurnalistik adalah memuaskan rasa ingin tahu para pembaca yang
beragam dan untuk menyenangkan perasaan mereka (2011:8).
- Kritik Pedagogik. Kritik ini diterapkan oleh pengajar kesenian dalam lembaga pendidikan. Tujuan kritik ini adalah untuk mengembangkan bakat dan dan potensi peserta didik. Ini dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan obyek kajian adalah karya peserta didiknya sendiri.
- Kritik Ilmiah. Kritik ini berkembang dikalangan akademisi dengan metodologi penelitian ilmiah, dilakukan dengan pengkajian secara luas, mendalam dan sistematis, baik dalam menganalisis maupunmembandingkan dapat dipertanggung-jawabkan secara akademis dan estetis. (Bangun, 2011: 11).
- Kritik Populer. Kritik yang dilakukan secara terus menerus secara langsung atau tidak langsung dikerjakan oleh penulis yang tidak menuntut keahlian kritis (Bangun, 2011: 12). Ini berarti kritik yang disampaikan bukan pada tepat tidaknya analisis dan evaluasi yang disajikan tetapipada kesetiaan atas suatu gaya atau jenis musik yang mereka tekuni.
Pendekatan yang umum digunakan dalam
kritik seni terdiri dari pendekatan formalistik, instrumentalistik, dan
ekspresivistik. Pendekatan dapat diartikan dasar pijakan kritikus dalam menyusun
kerangka berpikirnya atau caranya menyajikan kritik.
a.
Formalistik. Pendekatan kritik ini berasumsi bahwa kehidupan
seni memiliki kehidupanya sendiri, lepas dari kehidupan nyata sehari-hari.
Kritik jenis ini cenderung menuntut kesempurnaan karya seni yang dibahas.
Kriteria yang digunakan adalah tatanan yang terpadu (integratif) antar unsur
formal atau unsur dasar pembangun karya seni (bunyi) dengan menghindari unsur
estetis yang tidak relevan, seperti deskripsi sosial, kesejarahan dan
lain-lain. (Bangun, 2011: 56-57).
- Instrumentalistik. Pendekatan kritik yang menganggap seni sebagai sarana atau instrumen untuk mengembangkan tujuan tertentu seperti moral, politik, atau psikologi. Pada pendekatan ini, karya seni dianggap sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Karya seni bukan terletak pada bagaimana penyajiannya tetapi apa dampak dari karya tersebut bagi kehidupan masyarakat. Di sini, nilai seni ini terletak pada kegunaanya.
- Ekspresivistik. Pendekatan kritik ini menganggap karya seni sebagai rekaman perasaan yang diekspresikan penggubahnya. Jadi, karya seni ditempatkan sebagai sarana komunikasi. Kritikus yang menggunakan pendekatan ini melakukan aktivitas kritik berdasakan pengalaman pencipta suatu karya seni dengan tetap memperhatikan aspek teknis dalam penyajian gagasan sebagai pendukung emosi penciptanya.
3. Fungsi kritik seni music
Kritik menjadi jembatan komunikasi
antara seniman yang selalu dituntut kreativitasnya dan pengamat yang sering
mengalami hambatan dalam mengapresiasi karya seniman. Kritik musik itu dapat
menambah pemahaman bagi pencipta, pelaku atau penyaji musik dan bagi masyarakat
musik itu sendiri. Secara umum fungsi kritik musik adalah sebagai berikut :
- Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.
- Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.
- Eevaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
- Pengembangan mutu karya musik.
Tujan Kritik Musik Menurut Sem C. Bangun tujuan kritik
seni adalah evaluasi seni, apresiasi seni, dan pengembangan seni ke taraf yang
lebih kreatif dan inovatif. Artinya, dengan adanya koreksi yang bersifat
evaluasi atas karya dan penyajiannya oleh kritikus, masyarakat dan pelaku seni
memiliki apresiasi terhadap karya musik. Dengan demikian diharapkan akan ada
inovasi dan peningkatan mutu karya musik di masa yang akan datang.
4. Cara menuliskan kritik music
4. Cara menuliskan kritik music
Setelah mengetahui beberapa konsep
kritik seni seperti diutarakan di atas. Ada 4 hal pokok dalam kegiatan
penyajian yang sudah umum digunakan pada kritik seni yaitu: deskripsi,
analisis, interpretasi, dan evaluasi.
a.
Pada bagian deskripsi, hal yang paling mendasar adalah
penyajian fakta yang bersumber langsung dari karya musik yang dianalisis.
Penyajian fakta ini berupa pernyataan elemen dan warna bunyi yang digunakan.
Faktor-faktor pendukung penyajian juga termasuk bagian deskripsi. Pada tahap
ini dinyatakan secara lengkap bagaimana elemen atau unsur-unsur tersebut
diperlakukan dalam penyajian musik.
- Analisis adalah uraian berupa penjelasan hal-hal yang penting dari unsur nada, melodi, harmoni, ritme, dan dinamika musik. Unsur-unsur tersebut dinyatakan pada bagian mana pentingnya dalam mendukung penuangan atau penyajian gagasan. Inilah tahap menyatakan mutu suatu karya musik berdasarkan analisis unsur-unsur penyajiannya. Pengetahuan teknis dan pengalaman musikal kritikus sangat diperlukan pada tahap ini.
- Interpretasi. Dalam interpretasi dinyatakan pula bagaimana tingkat ketercapaian nilai artisitik suatu penyajian musik dengan gagasan serta maksud dari pertunjukan tersebut. Membandingkan dengan karya sejenis dapat menjadi faktor pertimbangan dalam tahap Kesemuanya itu dijabarkan dalam interpretasi. Tahap ini dapat dikatakan sebagai pendekatan induktif karena dimulai dari hal-hal yang ada dalam suatu karya musik, bukan dari hukum-hukum yang bersifat umum (deduktif).
- Evaluasi. Bagian akhir penyajian kritik adalah evaluasi. Inilah tahap yang cukup penting dalam kritik musik karena kritikus akan menyatakan pendapatnya atas penyajian suatu musik. Pendapat yang dimaksud bukan pendapat pribadi tanpa dasar. Dasar pernyataan dalam evaluasi adalah hasil dari deskripsi dan analisis yang ditunjang interpretasi. Pernyataan yang pokok dalam tahap evaluasi adalah kebaikan atau kegagalan suatu penyajian musik. Kebaikan atau kekurangan merupakan pertimbangan atas gagasan dengan ketercapaian dalam penyajian musik. Pernyataan kebaikan, berupa kelebihan-kelebihan yang ditemukan atau sebaliknya akan membangun pemahaman peningkatan penyajian karya musik.
Penyajian kritik musik dapat
dilakukan secara lisan maupun tulisan. Penyajian secara tulisan disusun seperti
urutan penyaian di atas. Pada awal tulisan perlu kiranya ditambahkan bagian
pendahuluan. Dengan demikian penyajian kritik dalam bentuk tulisan meliputi Pendahuluan,
Deskripsi, Analsis, Interpretasi, Evaluasi. Bagian pendahuluan berisi tentang
identitas musik yang akan dikritisi, seperti nama penulis atau pencipta
musiknya, judul karya, nama penyajinya dan lain-lain yang dianggap perlu untuk
diketahui oleh pembaca. Dalam hal musik vokal, lirik lagu termasuk bagian yang
tidak terpisahkan dalam analisis kritik musik. Lirik lagu karena berbasis
bahasa maka dapat dianalsisis makna yang terkandung di dalamnya. Makna lirik
lagu mencakup makna denotatif dan konotatif.
C. KRITIK SENI RUPA
1. Pengertian kritik seni rupa
Kritik seni adalah kegiatan menanggapi karya seni
untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan
mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek,
terutama untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Kritik karya seni tidak
hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni,
tetapi juga dipergunakan sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan
hasil berkarya seni. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang
kritikus ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah
karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis (harga jual).
2. Jenis kritik seni rupa
Kritik karya
seni mempunyai perbedaan kualitas dan tujuan. Karena perbedaan tersebut, dapat
dijumpai perbedaan beberapa jenis kritik karya seni berdasarkan pendekatannya
seperti yang disampaikan Fieldman (1967), yaitu;
1.
Kritik Jurnalistik (Journalistic Criticism). Kritik
jurnalistik adalah jenis kritik seni yang penilaian atau hasil tanggapannya
disampaikan secara terbuka kepada masyarakat melalui media massa. Kritik
jurnalistik biasanya sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap
kualitas sebuah karya seni, terutama karena penilaian atau hasil tanggapannya
(kritik) disampaikan melalui media massa.
2. Kritik Populer (Popular Criticism). Kritik populer adalah jenis kritik seni yang tujuannya untuk
konsumsi umum/ masyarakat. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik populer
biasanya bersifat umum atau lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya
seni. Kritik jenis ini umumnya menggunakan gaya bahasa dan istilah-istilah
sederhana sehingga mudah dipahami masyarakat awam.
3. Kritik Keilmuan (Scholarly Criticism). Kritik keilmuan adalah kritik seni yang bersifat akademis dengan
wawasan pengetahuan, kepekaan, serta kemampuan kritikus yang tinggi untuk
menilai dan menanggapi sebuah karya seni. Kritik keilmuan umumnya disampaikan
oleh seorang kritikus yang sudah teruji kemampuannya dalam bidang seni atau
kritik yang disampaikan sudah mengikuti metodologi atau kaidah-kaidah kritik
secara akademis. Hasil tanggapan melalui jenis kritik ini biasanya dijadikan
sebagai referensi bagi para kolektor atau kurator institut seni seperti galeri
seni, museum seni, dan balai lelang.
4. Kritik Pendidikan (Pedagogical Criticism). Kritik pendidikan adalah kritik seni yang bertujuan untuk
mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik dan estetik subjek belajar seni.
Kritik pendidikan umumnya digunakan di lembaga pendidikan seni terutama untuk
meningkatkan kualitas hasil karya seni yang dibuat oleh peserta didiknya. Di
sekolah umum termasuk kritik jenis inilah yang digunakan oleh guru dalam
penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.
Selain Keempat bentuk kritik seni di atas, dikenal pula beberapa
bentuk kritik, yaitu;
1.
Kritik Formalistik Jenis kritik ini dilakukan
melalui pendekatan formalistik, kajian kritik ini ditujukan terhadap karya seni
dalam hal susunan aspek-aspek formalnya atau yang berkaitan dengan
unsur-unsur pembentuknya. Sebagai contoh dalam hal karya lukis, sasaran kritik
ditujukan pada kualitas komposisi unsur-unsur visual seperti garis, warna,
tekstur dan sebagainya dalam karya seni tersebut. Kritik formalistik
berkaitan dengan kualitas teknis dan kualitas bahan yang digunakan dalam
berkarya seni.
2.
Kritik Ekspresivistik Jenis kritik ini
dilakukan melalui pendekatan eksprivistik, pada kritik ini kritikus lebih
cenderung menilai dan menanggapi kualitas gagasan dan perasaan yang ingin
disampaikan seniman melalui karya seninya. Kegiatan kritik seni ini pada
umumnya menanggapi keterkaitan dan kesesuaian antara judul, isi, tema, dan
visualisasi objek yang ditampilkan dalam sebuah karya seni.
3.
Kritik Instrumentalistik Jenis kritik ini
dilakukan melalui pendekatan instrumentalistik, kritik ini cenderung menilai
karya seni berdasarkan kemampuannya dalam mencapai tujuan religius, moral,
psikologis atau politik. Pada prakteknya, jenis kritik ini penggunaannya disesuaikan
dengan jenis dan tujuan pembuatan karya seni rupanya.
3. Fungsi kritik seni rupa
Kritik karya
seni rupa memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan maupun
dunia seni rupa. Fungsi kritik seni rupa yang paling utama adalah menjembatani apresiasi
dan persepsi artistik dan estetik karya seni rupa, antara perupa, karya dan
juga penikmat seni. Komunikasi antara karya dengan penikmat seni akan
menimbulkan timbal balik antara keduanya. Bagi perupa, fungsi kritik seni
adalah untuk mendeteksi kelemahan, membangun kekurangan, serta mengupas
kedalaman pada karya seninya. Sedangkan bagi penikmat seni, fungsi kritik seni
adalah untuk membantu memahami karya, serta meningkatkan pengetahuan dan
wawasan terhadap karya yang berkualitas.
4. Cara menuliskan kritik seni rupa
Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan dalam
kritik seni, dapat dirumuskan tahapan-tahapan kritik secara umum sebagai
berikut:
1. Deskripsiadalah tahapan untuk menemukan, mencatat dan
mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya, dan tidak berusaha
melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan
baik, seorang pengkritik harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum
digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka pengkritik
akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.
2. Analisis form teateral adalah tahapan untuk menelusuri sebuah karya seni
berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini
seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip
penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.
3. Interpretasiyaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi
tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah yang dihadirkan.
Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan
pekritiknya. Semakin luas wawasan seorang pekritik biasanya semakin banyak pula
penafsiran karya yang dikritisinya.
4. Evaluasi atau penilaianmerupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya
seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan
kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis.
Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya
tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks.
D. KRITIK SENI TEATER
1. Pengertian kritik teater
Kritik
dapat diartikan dengan ulasan, tulisan, tanggapan, penilaian, penghargaan,
terhadap objek yang dikritik, yakni; karya seni, karya Teater. Karya Teater
sebagai Objek, sumber, bahan kritik, dapat dilakukan melalui kegiatan apresiasi
langsung dan tidak langsung. Apresiasi langsung, artinya menonton, menyaksikan
pergelaran Teater di gedung pertunjukan. Adapun, apresiasi karya teater
bersifat tidak langsung, dapat dilakukan dengan cara menonton, menyaksikan
melalui pemutaran, siaran ulang karya Teater dalam bentuk rekaman video dan
jejaring sosial media (internet).
Kritik
dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam menanggapi sesuatu, yakni
menilai, menghargai, karya Teater. Kritik terhadap karya Teater merupakan
proses dan produk kreatif dari seseorang melalui kepekaan; seni dan intelektualnya.
Kepekaan inilah, menjadi prasyarat untuk seseorang menjadi Kritikus. Kritikus
adalah orang yang melakukan kritik, ulasan dalam bentuk tulisan dengan
objektif, tidak memihak, bijaksana, dan bertanggujawab pada karya kritiknya.
Menurut pendapat H.B. Jassin, “untuk menjadi kritikus harus ada bakat seniman sedikit banyaknya, sebab jiwa seniman hanya bisa dimengerti oleh orang yang juga mempunyai bakat seni. Syarat kedua ialah jiwa besar. Kritikus yang besar ialah kritikus berjiwa besar dan sudah bisa melepaskan diri dari nafsu dengki, iri hati, benci, dan ria dalam hubungan terhadap seseorang. Syarat ketiga ialah pengalaman. seorang kritikus harus bicara atas pengalaman, supaya pendapatnya tidak dogmatis, tetap, tidak boleh diubah lagi, tapi seperti kehidupan penuh dengan serba kemungkinan dan tidak pula segera menyalahkan , membenarkan tanpa lebih dahulu melihat soal dari segala sudut.”
Menurut pendapat H.B. Jassin, “untuk menjadi kritikus harus ada bakat seniman sedikit banyaknya, sebab jiwa seniman hanya bisa dimengerti oleh orang yang juga mempunyai bakat seni. Syarat kedua ialah jiwa besar. Kritikus yang besar ialah kritikus berjiwa besar dan sudah bisa melepaskan diri dari nafsu dengki, iri hati, benci, dan ria dalam hubungan terhadap seseorang. Syarat ketiga ialah pengalaman. seorang kritikus harus bicara atas pengalaman, supaya pendapatnya tidak dogmatis, tetap, tidak boleh diubah lagi, tapi seperti kehidupan penuh dengan serba kemungkinan dan tidak pula segera menyalahkan , membenarkan tanpa lebih dahulu melihat soal dari segala sudut.”
Seorang
kritikus Teater dalam melakukan kritiknya, tugasnya, ia bekerja dengan
menggunakan kepekaannya untuk mengetahui, menemukan, memaparkan, menjelaskan
dan memahami karya Teater dalam bentuk simbol dan makna, nilai yang ditawarkan
Sang Kreator terhadap penonton.
Dalam melakukan kritik terhadap karya teater ada beberapa persyaratan sebagai unsur penting dalam membangun komunikasi kritik. Persyaratan yang di maksud dalam kritik seni, khususnya karya Teater meliputi: kreator Teater– karya Teater– Pembaca Kritik.
Dalam melakukan kritik terhadap karya teater ada beberapa persyaratan sebagai unsur penting dalam membangun komunikasi kritik. Persyaratan yang di maksud dalam kritik seni, khususnya karya Teater meliputi: kreator Teater– karya Teater– Pembaca Kritik.
- Kreator Teater, seniman, pembuat, pencipta teater disebut dengan Sutradara (art director).
- Karya seni, adalah wujud,benda, bentuk karya seni yang mengandung nilai–nilai keindahan dan nilai pesan, makna diciptakan kreator seni melalui medium diungkapkan dalam bentuk simbol.
- Pembaca, apresiator, penikmat seni merupakan peryaratan yang tidak boleh dilupakan dalam kegiatan kritik. Kritik tanpa melibatkan unsur penonton adalah sia-sia. Karena seni hadir untuk dinikmati, dihayati dan dihargai oleh masyarakatnya bukan untuk diri sendiri.
2. Jenis kritik teater
Kritik
dalam karya Teater tidak dapat lepas dari sifat subjektif seorang penulis
kritik, sehingga tidak mustahil kritik yang terjadi akan berkembang sikap
menerima atau menolak. Kritik dalam karya seni dapat dibedakan:
- Kritik konstruktif, artinya kritik dilakukan oleh kritikus teater berisi ulasan dan tanggapan tentang karya Teater dengan kecenderung bersifat optimis dan positif tidak menjatuhkan seniman dan membingungkan pembacanya.
- Kritik destruktif, artinya kritik dilakukan oleh kritikus teater berisi ulasan dan tanggapan tajam tentang karya Teater dengan kecenderung bersifat pesimis dan negative, kadangkala melemahkan semangat kreator seni.
Saini
KM. mengatakan kritik teater dapat dibagi dalam dua jenis ”kritik akademis dan
kritik jurnalistik”.
- Kritik akademis biasanya dilakukan oleh orang-orang akademisi perguruan tinggi bersifat ilmiah akademik berupa hasil-hasil penelitian; skripsi, tesis, disertasi, dst.
- Kritik jurnalistik yakni kritik mass media dilakukan oleh kritikus seni dan para jurnalis, sebagaimana kita dapat temukan pada beberapa terbitan surat kabar, majalah, buletin dst.
3. Fungsi kritik teater
Kritik
hadir dan diterima di tengah-tengah masyarakat, karena kritik memberikan
manfaat dan memiliki fungsi bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, antara
lain; kreator seni, karya seni dan pembaca. Fungsi kritik dalam karya
Teater dapat dikemukakan sebagai berikut.
- Fungsi sosial, artinya kritik yang ada dan dilakukan kritikus memberikan dampak pencitraan terhadap kritikus sendiri, terbina, terpeliharanya budaya menulis dan sekaligus mendorong munculnya kritikus-kritikus Teater.
- Fungsi apresiatif, artinya kritik dalam bentuk ulasan yang berbobot dan komunikatif menjadi media pembelajaran masyarakat dalam mendorong peningkatan apresiasi Karya seni sebagai objek apresiasi sekaligus subjek bagi pelakunya.
- Fungsi edukasi, artinya mengandung unsur pendidikan dan pembelajaran (dari tidak tahu menjadi tahu) bagi pembaca, penonton maupun bagi para pelakunya teater dalam memaknai dan mewarnai kehidupan ini agar hidup lebih optimis dan bergairah serta menempatkan manusia sebagai subjek di dalam mengejar suatu martabat manusia dengan lingkungannya.
- Fungsi prestasi, artinya sebagai ajang aktualisasi diri, eksistensi diri, penghargaaan diri melalui aktifitas dan kreativitas seni yang dikomunikasikan kepada penontonnya. Dengan kata lain bahwa fungsi prestasi dalam seni, yakni suatu penghargaan yang diberikan kepada seniman, kreator seni, pelaku seni, siswa atas kemampuannya berkreasi seni sebagai aktualisasi diri, pribadi siswa termasuk di dalamnya prestasi lembaga dan sekolah.
4. Cara menuliskan kritik teater
Menulis kritik merupakan bagian dari
proses kreatif dalam membuat tulisan, ulasan terkait objek yang dikritisi.
Menulis kritik, kritik Teater merupakan hal terkait dengan kegiatan apresiasi.
Apresiasi, dapat dipahami sebagai proses menikmati, menghargai, menilai suatu
tontonan karya seni. Apresiasi lebih dalam dapat diartikan dengan melakukan
kritik terhadap karya seni, karya Teater yang disajikan.Kritik terhadap karya
teater dapat dilakukan melalui pendekatan pengamatan, evaluasi kritis terhadap
beberapa aspek dan fungsi pertunjukan yang dihadirkan di atas pentas.dan unsur
utama dalam seni pertunjukan dilengkapi dengan analisis sumber bacaan naskah
dan referensi yang akan dijadikan sumber rujukan dalam menulis kritik.
Kegiatan menilai, mengkritik, mengulas, membahas, sangat erat kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam menelaah, menafsir, mengurai, menjelaskan dan menyimpulkan kelebihan dan kelemahan yang nampak dari unsur penting di dalam karyanya. Menilai karya seni, seni Teater secara ideal, harus memiliki pengetahun, pemahaman dan kepekaan seni yang tinggi. Hasil penilaian yang dilakukan harus objektif, tidak memihak, tidak arogansi (gegabah), tidak menyinggung orang lain. Tetapi penilaian sebagai bagian dari kritik, harus dibangun rasa tanggungjawab untuk memekarkan seni, mendorong peningkatan kualitas seni dan mampu memperkaya pemahaman seni bagi kreator seni dan pembaca seni
Kegiatan menilai, mengkritik, mengulas, membahas, sangat erat kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam menelaah, menafsir, mengurai, menjelaskan dan menyimpulkan kelebihan dan kelemahan yang nampak dari unsur penting di dalam karyanya. Menilai karya seni, seni Teater secara ideal, harus memiliki pengetahun, pemahaman dan kepekaan seni yang tinggi. Hasil penilaian yang dilakukan harus objektif, tidak memihak, tidak arogansi (gegabah), tidak menyinggung orang lain. Tetapi penilaian sebagai bagian dari kritik, harus dibangun rasa tanggungjawab untuk memekarkan seni, mendorong peningkatan kualitas seni dan mampu memperkaya pemahaman seni bagi kreator seni dan pembaca seni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar